Mengejar Sunrise di Pantai Parangtritis

by - May 26, 2017


Matahari masih belum menampakkan sinarnya saat kereta yang kami naiki dari Jakarta tiba di Stasiun Tugu, Jogjakarta. Langit masih gelap, bahkan azan subuh pun belum berkumandang. Boo dan Mika juga masih terlelap meski saya dan Yaya Indro menggendong mereka keluar dari gerbong. Masih pukul setengah lima kurang tapi ternyata mobil yang kami sewa sudah tiba di stasiun. Syukurlah! Anak-anak bisa melanjutkan tidur di mobil dan setelah segala urusan  dengan penyewa beres, Yaya langsung memacu mobil di jalanan kota Jogja yang masih sunyi. Tujuan pertama: Pantai Parangtritis!

Biasanya banyak wisatawan yang mengunjungi pantai ini di waktu sore hari untuk menikmati sunset. Saya pun sebenarnya sudah memasukkan Parangtritis di dalam itinerary untuk melihat sunset. Namun rencana itu berubah saat kami tiba di Jogja. Kami langsung memutuskan menjelajahi selatan Jogja sambil menunggu waktu check in hotel. Pantai Parangtritis langsung ada di urutan teratas untuk kami kunjungi. Saya pun segera browsing bagaimana rupa pantai ini di pagi hari. Dari beberapa foto yang saya lihat di Google Image, ternyata saat pagi hari pun, Parangtritis enggak kalah indah dibanding saat sore. Rasanya keputusan kami untuk main di pantai itu ketika matahari terbit adalah keputusan yang tepat. :)

Setelah mengisi bensin dan solat subuh, rasanya saya enggak sabar untuk segera sampai ke tujuan. Nostalgia! Saya sudah beberapa kali ke Parangtritis saat masih kecil. Hal yang paling saya ingat adalah saat naik delman menyusuri pantai. Ada kalanya kuda yang menarik kereta bergerak mendekati bibir pantai. Ketika ada sapuan gelombang yang mengenai kaki kuda, saya yang masih kecil merasa takuuuut sekali. Iya, takut jatuh dan takut nyebur kena air padahal saya enggak bisa berenang... :) Hah, senang rasanya masih mengingatnya. Saya pun jadi penasaran apa, ya, yang akan dilakukan Boo dan Mika di sana. Bagaimana perasaan mereka main di pantai selatan yang terkenal dengan ombak besarnya itu?

Baca Juga: Itinerary Jogja 3 Hari 2 Malam (Bersama Balita)

Udara pagi yang segar membuat saya membuka jendela mobil. Lagi pula masih jarang juga kendaraan yang melintas, jadi belum ada polusi. Untuk menuju Parangtritis kami melewati Jalan Cepit Tembi yang di kiri dan kanan jalannya masih terdapat sawah nan hijau. Huhuhu, terharu kan jadinya. Langit pun sudah mulai terang dengan perpaduan warna oranye jingga namun agak sedikit mendung. Yaaaah, saya berharap banget sampai Parangtritis bisa lihat sunrise dan enggak mendung seperti di perjalanan.

Sesampainya di Parangtritis, Boo dan Mika yang sudah terbangun di jalan, enggak sabar ingin segera main di pantai. Jujur aja, saya sebenarnya bukan anak pantai. Entah, deh, mungkin karena enggak terlalu suka air laut, enggak suka pasir nempel di kaki... Hihihi.. Pantai itu bukan destinasi favorit, tapi saya tetap bisa sih menikmatinya. Enggak heran kalau Boo dan Mika juga jarang banget main ke pantai. Bisa dihitung pakai jari. Bahkan buat Mika, ini adalah pertama kalinya ia main di pantai! Makanya begitu mau lari di pasir, Mika kagok karena langkah jadi agak berat. Tapi makin lama, Mika makin bisa menikmatinya. Hingga sebadannya penuh dengan  pasir!






Kami sampai di Parangtritis sekitar pukul enam pagi. Suasananya masih sepi, hanya beberapa pengunjung saja yang saya lihat sudah ada di pantai yang luas dan panjang ini. Payung-payung yang berjejer rapi di sana belum ada penghuninya. Delman sudah ada yang hilir mudik, satu pengemudinya sempat menawari kami untuk berkeliling dengan biaya Rp 100 ribu sampai air terjun dan ke Pantai Parangkusumo dan kembali lagi ke Parangtritis. Tapi karena ingin santai dan berhemat -hihihi- tawaran bapak itu kami tolak halus... Maaf ya pak semoga rezeki bapak lancar, yaa...




Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih di sana. Anak-anak sibuk main pasir; Boo menggali pasir mau cari fosil dinosaurus sedangkan Mika lebih sering melempar pasir digenggamannya ke sana sini. Saya seperti biasa, sibuk mengabadikan kegiatan anak-anak dan mendokumentasikan suasana pagi di sana. Sementara itu, Yaya Indro mencoba bereksperimen memfoto mainan dengan background pantai. Seru lah!




Baca Juga: Belajar Memotret Mainan dengan Kamera Handphone

Sudah beberapa menit main di pantai, matahari belum memunculkan sinarnya. Langit memang tampak mendung sedari awal kami melakukan perjalanan ke Parangtritis. Tapi, akhirnya kami bisa juga menikmati sunrise. Matahari muncul dari balik bukit yang ada di sisi kiri pantai. Sinarnya langsung terang benderang dan mulai terasa panas. Ya, kayaknya cepat sekali matahari meninggi. Meski demikian, Boo dan Mika masih tetap saja asyik main pasir. Haduuuh... Padahal bubu sudah ngerasa lengket banget, belum mandi, belum cuci muka, langsung main ke pantai... :D  Akhirnya setelah kami mengatakan pada anak-anak akan main ke gumuk pasir (untuk main pasir lagi), mereka pun menyudahi permainan. :) 

Oiya, jangan lupa kalau ke Pantai Parangtritis sekarang bisa foto di tulisannya yang besar itu, lho. Hihi... Waktu saya kecil tentu saja tulisan tersebut belum ada... Senaaaang, ternyata main di pantai saat pagi juga seasyik menikmati sunset di sore hari. Mengunjungi Parangtritis membuka memori saat saya kecil dan akan saya kenang sampai kapan pun. Semoga Boo dan Mika pun akan mengingatnya melalui foto-foto ini. Kapan-kapan kalau ada waktu dan kesempatan lagi, saya dan Yaya Indro pingin juga mengeksplorasi pantai-pantai lain di Jogja yang katanya lebih kece pemandangannya.. :)






-Bubu Dita-

Related Posts

8 komentar

  1. seru mbak..saya belum pernah ke Jogja nih, pengen juga ngejar sunrise di parangtritis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuuukkk mba, aku aja pingin ke Jogja lagi nih rasanya.. :D

      Delete
  2. wah pagi2 sdh ke pantai ya, memang pantai itu selalu punya rasa tersendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba pagi atau sore suasananya beda, kapanpun enak dinikmati ya..

      Delete
  3. Parangtritis itu pantai yg ada mitos nyai kidul ga sih mba? Blm pernah nih aku ksana... Dan kita samaaa , ga terlalu suka pantai :p. Kalo aku krn panas, trs ga usah aja ngerasain badan lengkat juga kaki krn pasir :D. Hihihi.. Plus ga bisa berenang pula :D. Makanya kalo k pantai aku palingan cm duduk dipondokannya sambil nyari cemilan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyess, yg gak boleh pake baju ijo2 gitu jg mba mitosnya.. :) Wahahaha toosss dong mba Fan, aku jg gak terlalu suka pantai, gak suka basah2an di pantai.. Gak bisa berenang juga.. Hihi Jadi kalo ke pantai nikmatin pemandangannya ajah sama foto2 mba.. :D

      Delete
  4. Bagus deskripsi mulai persiapan, perjalanan berangkat, awal setibanya disana, tunggu sunrise dll, sangat membantu petualang berikutnya. Terimakasih banyak

    ReplyDelete
  5. Mantap jalan-jalannya kak...
    Say nantikan cerita perjalanan ke pantai-pantai lainnya :)

    ReplyDelete