Merasakan Dahsyatnya Merapi di Museum Gunung Merapi Jogjakarta

by - February 20, 2018


Bangunan tinggi berbentuk trapesium dan segitiga itu sudah tampak dari kejauhan. Sayangnya cuaca agak mendung, Gunung Merapi yang seharusnya tampak di belakang bangunan tersebut menjadi tidak terlihat sama sekali. Namun memasuki bangunan unik yang merupakan Museum Gunung Merapi ini pun membuat saya bisa merasakan bagaimana kuat dan dahsyatnya salah satu gunung teraktif di dunia itu.


Perjalanan saya, Yaya Indro, Boo, dan Mika ke Museum Gunung Merapi sebenarnya di luar rencana. Kami ingin menghabiskan waktu untuk menunggu jam keberangkatan kereta ke Jakarta. Keliling kota Jogja sudah kami lakukan. Setelah saya browsing dan mendapat ide, Yaya pun langsung melajukan mobil ke arah Kaliurang.

Ada beberapa wisata menarik di Kaliurang. Museum Ullen Sentalu salah satunya. Kami sempat melewatinya, tapi mengurungkan niat untuk memasukinya meskipun saya tahu ini adalah museum terbaik di Indonesia. Mengapa enggak ke museum itu? Biar bisa ke Jogja lagi di lain waktu! :D

Lava tour Gunung Merapi pun menarik banget untuk dicoba. Pasti seruuu! Apalagi Bubu Dita belum pernah. Yaya Indro pun juga belum. Tapi sepertinya akan butuh waktu lama dan budget pun sudah terbatas di hari terakhir di Jogja. Next time ke Jogja lagi, saya pasti akan mencoba tour ke Gunung Merapi dengan mobil jeep itu!


Baca Juga: Budget Traveling ke Jogja

Nah, akhirnya pilihan wisata di Kaliurang pun tertuju pada Museum Gunung Merapi. Lokasinya enggak terlalu sulit ditemukan dan ternyataaaaa... isi di dalamnya pun juga baguuuus... Jadi Bubu Dita enggak menyesal sama sekali ke museum ini. Oya, dan tiket masuknya pun murah aja. Cuma Rp 5000 per orang, Mika malah enggak bayar. :D

Museum Gunung Merapi diresmikan pada 1 Oktober 2009 dan dibuka untuk umum pada 1 Januari 2010. Tujuan didirikannya museum ini untuk mengumpulkan dan mengarsipkan benda-benda yang berhubungan dengan Gunung Merapi yang digunakan untuk pendidikan dan pengembangan kegunungapian.  Selain itu tempat ini juga dibuat sebagai tempat rekreasi yang memiliki nilai edukasi untuk masyarakat.

Hal apa saja yang menarik di museum ini? Check this out, yo....


Filosofi Arsitektur
Bagi saya Museum Gunung merapi bukan sekedar museum biasa. Coba saja lihat dari bentuknya yang unik dan lain dari pada yang lain. Arsitektur bangunan museum ini ternyata mengandung makna dan filosofi yang dalam, lho. Hal ini saya temukan di dalam museum yang memperlihatkan mengapa akhirnya desain museum menjadi seperti itu.

Berisi tentang segala hal tentang Merapi, bentuk bangunan yang trapesium dengan puncak segitiga pun mengikuti bentuk api pada umumya.

Tak hanya berkaitan dengan gunung api, desain museum ini juga berdasarkan konsep budaya lokal, salah satunya terinspirasi dari bentuk Tugu Jogja yang diimplementasikan pada puncak bangunan museum.



Selain itu aspek artefak berupa bangunan candi juga menjadi salah satu bagian dari perencanaan desain museum ini. Candi di Jogjakarta, seperti Candi Gedongsong, Candi Sambisari hingga Candi Ratu Boko mengilhami bentuk museum.

Arsitektur Museum Gunung Merapi kental degan budaya dn tradisi Jawa. Berbagai kalangan masyarakat percaya mengenai garis imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Jogjakarta, dan Laut Selatan. Dan hal tersebut juga diimplementasikan ke dalam desain museum.


Mengenal Merapi Lebih Dekat
Sebelum memasuki museum ini, pengunjung akan diajak untuk menaiki anak tangga seperti halnya saat akan menuju gerbang Ratu Boko. Di sisi-sisi tangga juga terdapat taman dengan berbagai tanaman hias.

Memasuki gedung utama di museum ini, pandangan mata akan tertuju pada replika mini Bunung Merapi. Replika ini tak sekedar pemanis museum saja. Pengunjung bisa mengetahui bagaimana aliran lava dan arah semburan awan panas pada beberapa erupsi Gunung Merapi yang terjadi.


Saat itu sedang ada rombongan yang melihat replika. Saya pun ikut mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh tour guide. Namun tak bisa lama, Boo yang sudah tak sabar menjelajahi tempat ini pun ingin melihat yang lain. Bubu Dita yang menggendong Mika dan Yaya Indro akhirnya semakin masuk ke dalam museum dan melihat apa lagi yang ada di dalamnya.

Dari sekian banyak koleksi di musuem ini, yang paling lekat dalam ingatan saya adalah berbagai benda yang menjadi saksi bisu kedahyatan letusan Gunung Merapi.

Erupsi pada 2010 memberi sumbangan besar bagi museum ini. Alat-alat dapur yang tersapu hawa panas serta motor yang hancur diterjang wedhus gembel menjadi pemandangan mengerikan sekaligus pengingat bahwa kita, manusia, tidak ada apa-apanya jika berhadpan degan alam.

Erupsi Merapi di 2010 jugalah yang pada akhirnya menjadi akhir cerita Mbah Marijan, seorang juru kunci Merapi yang setia berada di sana hingga akhir hayatnya.



Rekam jejak letusan Merapi dari puluhan tahun ke belakang juga ada dalam gambar yang disajikan dengan memikat. Kita pun bisa melihat bagaimana perkembangan kubah Gunung Merapi yang mengalami perubahan setiap kali erupsi terjadi.

Meski kedahyatan letusannya banyak memakan korban jiwa dan merugikan banyak orang, namun dari Merapi pula kita jadi belajar bahwa setelah itu ada potensi wisata, potensi pertanian, dan potensi lainnya yang berkembang.


Kaya Informasi
Tak hanya mengenai Gunung Merapi saja yang dipamerkan, namun segala bentuk informasi seputar gunung berapi bahkan hingga bencana alam lain, gempa dan tsunami juga ada di dalam museum ini.

Di bagian awal museum pengunjung akan berkenalan dengan gunung api. Berbagai gunung api di Indonesia dan dunia dengan gambar saat terjadi letusan ada di dalamnya. Bagaimana gunung api bisa terbentuk dan apa saja tipe letusan yang bisa dihasilkan oleh gunung ini juga tersaji dengan lengkap.

Boo tampak terdiam sebentar saat melihat deretan foto-foto erupsi berbagai gunung api di indonesia dan dunia. Ia tahu jika dinosaurus kesayangannya punah salah satu sebabnya adalah karena letusan gunung berapi. Dan saat itulah ia bisa melihat bagaimana awan panas dan lava yang keluar dari gunung api menyembur dari foto yang dipamerkan di dalam museum.




Rasanya tidak ada kata bosan saat menjelajahi museum ini. Sayangnya kami hanya tidak terlalu lama berada di dalam museum. Padahal masih ada beberapa spot di mueum yang belum sempat kmi jelajahi.

Hmm, saya pun penasaran sekali ingin melihat tayangan video yang ditampilkan di dalam ruangan mini theatre. Pingin banget kembali ke Museum Gunung Merapi dan melihat tuntas semuanya! :D

Bubu Dita pingin mengajak Boo dan Mika ke tempat ini lagi saat mereka sudah lebih besar, saat mereka berdua sudah lebih mengerti dan memahami... :)


How To Get There
Gampang, kok, kalau mau ke Museum Gunung Merapi. Tapiiiii, satu hal yang pasti kita harus sampai di Jogja dulu ya, Gaes! Hehehe... :D Bubu Dita paling suka kalau ke Jogja naik kereta. Naik pesawat memang lebih cepat, tapi ada rasa rindu gitu kalau naik kereta ke Jawa. Jadi inget memori masa kecil.... :D

Sekarang untuk dapat tiket kereta juga mudah sekaliiii, salah satunya sekarang beli tiket kereta bisa di Tokopedia. Nah, jika tiket sudah ditangan, siapkan itinerary ke Jogja aja, sebelum tanggal keberangkatan.

Perjalanan ke Jogja dari Stasiun Gambir, tempat saya dan keluarga biasanya berangkat, sekitar 7 jam perjalanan. Lumayan lama, yaa. Apalagi pergi bersama anak-anak. Yes, wajiblah bawa segala alat tempur, seperti mainan atau buku supaya mereka enggak bosan.

Saat anak-anak tidur pulas, baru, deh, Bubu Dita bisa santai sedikit sambil baca buku novel atau menikmati pemandangan melalui jendela.

Dari pusat kota Jogjakarta di Tugu Jogja, ambil jalan sepanjang Jalan Palagan Tentara Pelajar. Setelah itu belok kanan ke arah Jalan Raya Turi kemudian belok kiri ke Jalan Boyong. Posisi museum memang tidak di pinggir Jalan Boyong persis. Belok kanan menuju Jalan Museum Gunung Merapi dan sampailah di lokasi museum.

Jika dari Tugu Jogja, jaraknya 22 km dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan mengendarai mobil. Pokoknya yang suka tersesat dan salah jalan kayak Bubu Dita wajiblah buka Google Maps.. :D Tapi tenang aja, tetap ada petunjuk jalannya, kok. :D


-Bubu Dita-

Related Posts

10 komentar

  1. suka agak merinding kalau mendengar berita tentang erupsi gunung berapi. Kebayang dahsyatnya pada saat kejadian

    ReplyDelete
  2. Aku belum pernah nih ke Museum merapi ini, mba. Penasaran ah pengen ke sini kalau ke Jogja lagi. Ayyas sih sempat aku ceritain tentang gunung merapi saat berkunjung ke Jogja :)

    ReplyDelete
  3. Kalau ke Jogja, harus ke sini ya. Sarat informasi, jadi makin tambah wawasan ttg Gunung Merapi dan peristiwa hebat meletusnya dulu. Noted ah.

    ReplyDelete
  4. Masyaallah...saksi keganasan Merapi ya. Aku jadi pemgen ngajak anak-anak ke sana

    ReplyDelete
  5. wah jadi ingat pas ikut merapi tour, ditempat wisata juga ada rumah yang dijadikan museum mini merapi

    ReplyDelete
  6. Mbak pas di Yogya sewa mobil sendiri atau gmn ya? Huwaaa pengen deh liat2 museumnya.
    Aku jg suka naik kereta, selain lebih syahdu, jg lebih irit hehe.
    Btw aku naksir itu celananya beli dmn :D

    ReplyDelete
  7. Seru ya museumnya, bisa buat belajar memahami gejala alam

    ReplyDelete
  8. Museum Merapi ... baru dengar saya mbak. Moga bisa ke sana suatu saat nanti. makasih infonya mbak Dita ^_^

    ReplyDelete
  9. Saya cukup familiar dengan Jalan Palagan Tentara Pelajar, tapi belum mampir ke Museum Gunung Merapi yang nampak modis ini. Mungkin mau ke sana kelak.

    Eh ya, apakah museum ini ada kantinnya atau mushollanya?

    ReplyDelete
  10. museum2 di jogja jadinya khas niru bentuk struktur gunung ya.sebelumnya museum jogja kembali...skrg museum merapi pun demikian :)

    ReplyDelete