Menikmati Sejarah Jakarta di Pameran Hologram Monas Week 2019

by - July 24, 2019

pameran-hologram-monas-week-2019


Jika Bubu Dita lahir dan besar di Jakarta sekitar 70 tahun lalu, mungkin saja saya bakal jadi saksi sejarah pernah menaiki trem di ibu kota! Ya, ternyata di awal tahun 1960 Jakarta pernah mempunyai alat transportasi trem juga, lho, manteman. Tapi memang hanya sebentar saja beroperasi. Karena dirasa nggak efektif, di tahun 1962 trem hilang sama sekali dari peredaran.


Fakta menarik ini Bubu Dita dapatkan saat menghadiri Press Conference Pameran Hologram Monas Week 2019 di Auditorium Museum Sejarah Nasional yang berada persis di bawah Monumen Nasional (Monas) pada Senin (22/07).

Bukan hanya itu, Bubu Dita pun menyaksikan bagaimana serunya proses pembangunan besar-besaran saat Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962. Stadion, sarana olahraga, hotel, pusat belanja, dan lainnya dibangun dengan cepat.

Di pertunjukkan hologram itu pula Bubu Dita melihat rupa Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, dengan program-programnya mengembangkan ibu kota melalui transportasi umum yang memadai, sanitasi dan pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat. Ali Sadikin termasuk gubernur paling populer dan banyak juga yang bilang sebagai gubernur terbaik yang pernah dimiliki Jakarta.

Sejarah Jakarta dari masa ke masa dikemas secara apik melalui teknologi hologram dalam durasi sekitar 25 menit. Dari hologram ini kita bisa mengetahui perkembangan dan kemajuan kota Jakarta sejak masa prasejarah, prakolonialisme, kolonialisme, masa kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan hingga saat ini.

Baca Juga: Taman Lapangan Banteng Jakarta


Belajar Sejarah Rasa Kekinian dengan Hologram

Sejarah termasuk salah satu pelajaran yang Bubu Dita suka saat sekolah dulu. Meski hanya membaca dari buku tapi tetap terasa seperti dibawa ke masa lalu. Kini, belajar sejarah pun jadi makin menyenangkan dengan adanya beragam teknologi kekinian, termasuk penggunaan hologram.

Kreator Pameran Hologram di Monas Week 2019 adalah Adi Panuntun. Mungkin Manteman Rumika nggak asing dengan istilah video mapping, ya. Nah, Adi Panuntun inilah yang mempopulerkan teknologi video mapping di Indonesia.


adi-panuntun-kreator-hologram-di-pameran-hologram-monas-week-2019


pembukaan-pameran-hologram-monas-week-2019



Hasil karyanya nggak perlu diragukan lagi. Ia pernah membuat video mapping di kawasan Museum Fatahillah Jakarta dan ikut berpartisipasi dalam merevitalisasi gedung bersejarah dan juga diorama Museum Nasional dengan teknologi digital. Bahkan di tahun 2014, Adi Panuntun meraih gelar juara dunia kompetisi video mapping di ajang Moscow International Festival Circle of Light.


Baca Juga: Tips Mengajak Anak Naik MRT Jakarta


Nah, kali ini Adi Panuntun bersama timnya membuat sesuatu yang baru untuk Monas melalui ilusi hologram dengan tema Kala Jakarta. Mengapa bukan video mapping seperti karya yang sebelumnya?

“Kita membuat hologram ini memang disesuaikan dengan kebutuhan. Tempatnya di indoor. Lingkungan ini nyaman dengan ilusi hologram dan holo screen. Layar transparan ilusi hologram bisa berpadu dengan diorama yang ada di dalam museum,” ujarnya.

Rentetan gambar-gambar yang bisa disaksikan pengunjung dalam Pameran Hologram ini menggunakan teknologi proyeksi. Terdapat layar ukuran sekitar 4x6 meter yang terbuat dari layar holo atau disebut juga holo screen.  Nantinya holo screen  akan menangkap cahaya dari dua proyektor dengan teknik cross projector. Hasilnya seperti gambar 3D yang terlihat seperti terpisah dari background-nya.

hologram-yang-tampil

jadwal-pameran-hologram-monas-week-2019


Adi Panuntun pun berharap ilusi hologram ini bisa menjadi instalasi yang permanen dengan layar besar 360 derajat dan konten digitalnya dapat terus diperbaharui. Ia pun ingin membuatnya lebih optimal dan menyempurnakan baik audio maupun visualnya.

Nah, gimana kesan-kesan Bubu setelah melihat hologram yang ditampilkna? Meski nggak ditayangkan full tapi Bubu Dita sendiri senang banget ada teknologi hologram seperti ini di dalam museum. Tentu tampilan digital akan lebih menarik minat generasi milenial jika dibandingkan dengan bentuk diorama atau hanya tulisan semata.

Dan saya juga sepakat banget dengan harapan kreatornya agar instalasi ini dibuat secara permanen. Selain itu, meski layranya tampak setinggi 6 meter tapi menurut saya masih kurang lebar. Saya rasanya pingin nonton di layar yang lebih besar sehingga kesan yang didapat pun lebih wow lagi.

Untuk materi yang disampaikan di dalam tayangan hologram memang sudah cukup baik. Menampilkan sejarah dari masa ke masa dengan banyak gambar bergerak dan nggak monoton. Namun, Bubu Dita merasa penyampaiannya masih terasa agak kaku gitu. Mungkin bisa dibuat lebih kasual jika sasarannya adalah generasi milenial masa kini. :)

Dengan plus minusnya menurut kacamata Bubu Dita, tetap saya merekomendasikan Manteman Rumika untuk menyaksikan ilusi hologram ini secara langsung di Monas. Apalagi ini baru pertama kalinya diselenggarakan di sana. Bubu Dita pun berencana untuk mengajak Boo dan Mika juga untuk melihatnya. Sekaligus menikmati Monas dari atas ketinggian.

Ya, beruntung banget Bubu Dita dan undangan yang hadir di acara tersebut boleh naik ke atas puncak Monas. Tentu bukan di bagian emasnya, ya. Tapi di bagian bawahnya di mana terdapat teropong pandang.

Menaiki lift hingga ketinggian lebih dari 100 meter ternyata terasa cepat juga! Di lantai observasi inilah saya bisa melihat Perustakaan Nasional, Stasiun Gambir, Istana Negara dari ketinggian. Huaaah, dan angin berhembus sangat kencang sekali di sini! :D

meneropong-di-atas-monas

view-dari-atas-monas



Monas, Magnet Kota Jakarta 

Setiap Senin kawasan Monas ditutup untuk umum. Makanya baru kali ini Bubu Dita menjejakkan kaki di kawasan Monas dengan suasana yang sepi banget! Jadi berasa kayak yang punya Monas, deh. :D

Monas ternyata masih jadi magnet tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Meskipun kesannya mainstream banget main ke Monas, tapi coba, deh, Manteman Rumika yang tinggal di Jakarta apakah sudah pernah ke Monas? Sudah pernah naik sampai ke atas Monas? Hehehe... Bisa jadi ada yang jawab belum, nih.


Baca Juga: Museum Transportasi TMII Jakarta


Menurut Edi Junaedi, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, yang hadir dalam acara pembukaan Pameran Hologram ini, jumlah pengunjung Monas mencapai 1 juta lebih wisatawan domestik dan 10 ribu wisatawan mancanegara di bulan Juni 2019.

Dengan adanya event Monas Week 2019 yang menampilkan pertunjukan hologram ini pun, ia berharap semoga jumlah kunjungan wisatawan ke Monas pun akan lebih meningkat  lagi. Apalagi tema yang diangkat oleh pertunjukan hologram ini juga pas dalam menyambut hari kemerdekaan RI 17 Agustus nanti.

monumen-nasional


Yuk, Manteman Rumika sudah siap menjelajah Monas dan melihat hologram di sana? Langsung aja datang sesuai dengan jadwal di bawah ini, ya...

Monas Week 2019
Jadwal Penayangan Hologram
Show 1 11.00-11.25
Show 2 13.00-13.25
Show 3 15.00-15.25
Show 4 16.00-16.25
Show 5 17.00-17.25
Show 6         19.00-19.25
Museum Sejarah Nasional 
Monumen Nasional (Monas)


-Bubu Dita-

Related Posts

8 komentar

  1. Woooowww.... baca cerita bubu Dita ini aku kayak terhanyut berada di acaranya 😊 Aku juga diundang tapi karena sedang sakit jadi ga mungkin hadir. Iya, hampir semua museim tutup pada Hari Senin ya. Ooh jadi hologram ini kira2 kita bisa lihat gambar ala 3D? Layar besar 360 derajat ya dan tinggi layarnya 6 meter? Mau ah kapan2 kalo udah sehat aku dan keluarga mampir. Ada jadwalnya ini ya per 25 menit shownya. TFS bubu Dita 🤩

    ReplyDelete
  2. Ahhh seru banget, aku sudah lama ngga ke Monas. Ada kali 20 tahun lalu. Soalnya Monas tuh sering ramai dan antre banget kalau mau naik ke atasnya ya... pameran hologram ini bikin aku tambah semangat mau mengajak Resky ke Monas.

    ReplyDelete
  3. Asyik sekali mb jadi pengen kesana segera dan melihat dorama yang pakai hologram. Canggiiiih 👍👍👍👍. Semoga ke depannya akan terus berjalan dan menambah daya tarik wisata.

    ReplyDelete
  4. Benar kak belum ke Jakarta ya katanya kalau belum liat Monas hahaha...acaranya seru ini pun aku belum pernah lho naik monas hahaha

    ReplyDelete
  5. Seru banget ada teknologi hologram di museum. Jadi kekinian ga terkesan membosankan. Monas inovatif ya

    ReplyDelete
  6. Aku tuh suka dunia sejarah dan sedih deh kalau ga bisa datang ke sini. Banyak baget informasi menarik yag bisa diikuti ya mba :)

    ReplyDelete
  7. Ibuku ngalamin nih zaman Jakarta masih ada trem, waktu kecil suka diceritain mana saja bekas treknya, katanya trem banyak kecelakaan, tiap hari ada aja korban, makanya dihapus. Seru banget bubu acara hologram di monas, jadi pingin deh kesana, thankyou infonya ya udah kusave jadwalnya nih, semoga aja kesampaian.

    ReplyDelete
  8. Aku suka banget sama sejarah loh, sampai ada acara jalan jalan ke museum museum. Seneng banget kalau bisa ke sini juga ya, bu

    ReplyDelete