Ketika Ibu Galau Ingin Resign. Apa Hal yang Harus Ibu Siapkan Sebelum Resign?

by - September 12, 2022

ibu resign
Source: https://www.freepik.com/author/stories


Hal yang paling membuat dilema ibu bekerja adalah pertanyaan ini: “Apakah aku harus resign? Gimana seandainya aku resign? Kayaknya lebih baik resign aja, ya?” Dan pertanyaan-pertanyaan itu akan diakhiri dengan kata “TAPI” :D

Membuat keputusan resign memang nggak semudah membuat keputusan pagi ini sarapan apa yang aku pilih, bubur ayam atau lontong sayur, Rasanya perlu pertimbangan matang dari segala sisi untuk memantapkan keputusan itu. 

Sepanjang Bubu bekerja, Bubu tentunya pernah merasakan fase dilema itu. Bukan sekali dua kali tapi berkali-kali di tiga perusahaan yang berbeda! 

Di perusahaan pertama karena masih single jadi untuk memutuskan resign nggak terlalu pusing tujuh keliling. Nah, di perusahaan kedua dan ketiga karena sudah berkeluarga dan mempunyai anak, pertimbangan untuk resign pun menjadi lebih njelimet. 

Selain bekerja untuk aktualisasi diri dan ingin produktif sambil berkarya, penghasilan yang Bubu dapat sebenarnya juga bisa ditabung untuk diri sendiri dan juga untuk tambahan dana pendidikan anak. Nah, makanya saat ingin resign, rasanya berat banget! Yakin, sih, banyak juga buibu yang punya perasaan kayak gini. Galaunya setengah mati!

Jika rasa ingin resign sudah kuat dan membuncah, yuk coba cek hal-hal di bawah ini yang bisa ibu persiapkan sebelum ibu resign. Apa saja???  


Ungkapkan Rencana dengan Atasan dan Rekan Kerja

Biasanya perasaan ingin resign karena ada sesuatu yang mengganjal di pikiran dan perasaan buibu misalnya saja terhadap permasalahan yang ada di kantor. Bisa jadi juga karena tiba-tiba support system di rumah tidak lagi bisa men-support ibu dan akhirnya berpengaruh ke alasan, siapa dong nanti yang akan jagain anak-anak di rumah pas aku kerja?

Apa yang ibu rasakan dan hadapi, sebaiknya secara terbuka ibu ceritakan ke rekan kerja dan bisa juga langsung ke atasan. Siapa tahu mereka memiliki pandangan yang dapat membantu ibu.

Jika pun keputusan resign ibu sudah bulat, rekan kerja dan atasan yang sudah diajak berdiskusi sebelumnya pasti akan memahami dan mengerti dengan pilihan ibu. Hal ini akan berpengaruh pada profesionalitas yang ibu pegang. Ibu dapat mengundurkan diri secara baik-baik dari perusahaan dan memiliki surat rekomendasi yang dikeluarkan perusahaan.  


Catatan Pros & Cons

Sebelum membuat keputusan, ada baiknya juga jika ibu membuat catatan tentang pros dan cons yang akan ibu hadapi ketika resign nanti. Dari catatan itu akan terlihat pilihan apa yang paling”menguntungkan” bagi ibu dan pastinya juga bagi keluarga.

Tanpa membuat catatan tersebut, ibu hanya akan mengawang-awang dan mengira-ngira saja. Dengan dicatat tentunya akan terlihat jelas dan memudahkan ibu untuk memilih. Catatan ini juga bisa menjadi landasan ibu ketika berdiskusi dengan atasan dan rekan kerja, ya.  


Libatkan Keluarga

Keputusan untuk resign memang bukan keputusan yang sederhana.  Pengambilan keputusan ini pun tidak bisa semata hanya dari ibu sendiri. Sebaiknya, libatkan juga keluarga, terutama pasangan mengenai pilihan ibu ini. 

Diskusikan dengan pasangan mengenai rencana ibu dan perlihatkan juga catatan pros dan cons yang sudah ibu buat sebelumnya. 

Saat diskusi ini penting sekali membicarakan masalah finansial keluarga nantinya setelah ibu resign. Apakah tanpa penghasilan dari ibu akan berpengaruh pada keuangan bulanan. Atau sebenarnya tanpa ibu bekerja pun kebutuhan hidup keluarga tetap terjamin dari . suami

Ibu dan suami perlu menghitung-hitung dengan detail sehingga jika memang ibu resign ada beberapa pos yang bolong, bisa dibicarakan bagaimana mengatasinya. Apakah ibu akan bekerja di tempat lain, ataukah ibu mungkin mencoba usaha dari rumah sehingga ada pintu penghasilan lain. Atau mungkin suami ingin menambah pintu penghasilan lain juga dengan menjadi side hustle. 

Banyaknya pilihan-pilihan itu tentunya perlu didiskusikan sehingga jalan ke depannya akan lancar dan tanpa prasangka.  Ribet, yaa, mau resign aja.. Haha… Ya, memang begitulah. Makanya banyak banget pasti ibu-ibu yang sangat dilema. Karena yang dipikirkan tentu bukan dirinya sendiri, tapi juga keluarga. 


Apa yang Akan Dilakukan Setelah Resign?

Setelah yakin dengan keputusan resign yang ibu ambil, luangkan waktu juga untuk memikirkan dan mencatat apa yang akan ibu nanti lakukan setelah resign.

Apakah ibu akan total berada di rumah mengurus rumah dan anak atau ibu juga masih butuh untuk melakukan kegiatan lain. Nah, kalau mau menjalankan peran lain dan melakukan kegiatan lain, sudah mulai dipikirkan apa kegiatannya, ya, Bu.

Misalnya ibu akan membuka usaha di rumah, belajar mengenai hal yang ibu suka, melanjutkan studi pendidikan, atau yang lainnya. Banyak banget hal yang ibu bisa lakukan meskipun ibu sudah resign. :)

Nah, jika akan tetap berkegiatan, hal ini juga akan berkaitan dengan support system yang ibu butuhkan di rumah. Apakah nantinya di rumah ibu akan memerlukan ART atau tidak, siapa yang akan menjaga anak-anak atau membantu untuk mengurus rumah. Hal ini juga perlu didiskusikan dengan suami, ya. 


Punya Tabungan Pribadi

Sebelum akhirnya resign, sebisa mungkin ibu sudah punya tabungan pribadi 3 kali gaji yang biasa ibu terima.  Lebih banyak pastinya lebih baik lagi. Buat apa, sih, simpanan itu? Nah, uang yang ibu simpan ini bisa jadi pegangan ibu dan supaya ibu juga nggak kaget saat nggak lagi menerima gaji rutin dari kantor. 

Tentunya simpanan pribadi ini buka dana darurat keluarga atau mengambil pos keuangan yang lain, ya. Jadi benar-benar simpanan khusus yang ibu siapkan untuk resign. 

Jika nantinya ibu kembali bekerja, simpanan tersebut bisa dimasukkan ke pos keuangan lain. Itu terserah ibu. Namun jika ingin digunakan untuk modal membuka usaha atau untuk membeli hal yang ibu suka, asal kondisi keuangan keluarga sudah aman, tentunya boleh banget ibu gunakan simpanan tersebut, ya. 



Nah, gimana Bu, sudah ada bayangan, kan, apa yang harus ibu persiapkan sebelum resign? Kalau ada yang mau menambahkan list-nya, boleh share di komentar juga, ya, bu…

Yang pasti ambillah keputusan dengan bijak, ambillah keputusan dengan pikiran terbuka dan bukan semata-mata karena ego dan emosi sesaat. 

Semoga jika ibu sudah positif memutuskan untuk resign, itu adalah pilihan terbaik bagi ibu dan keluarga… :)


Bubu Dita

@rumikasjourney / @bubu.journey


Related Posts

17 komentar

  1. Pas aku mutusin utk resign , itu juga galau lama. Penyebabnya sih gara2 aku udh ga cocok Ama visi company mba. Jadi tiap pagi ke kantor, itu bawaan marah loh. Ga ada happynya. Berat banget kayaknya kluar rumah . Trus pas pulang, masih marah juga, dan pelampiasan ke anak2 dan suami.

    Makanya suami langsung setuju pas aku mau resign. Supaya aku bisa lega gitu . Toh masalah keuangan ga terganggu. Krn selama aku kerja pun, segala kebutuhan rumah, investasi dan tabungan pake uang suamj. Hajiku bisa dibilang hanya utk traveling 🤣🤣🤣.

    Itu juga yg bikin galau, kalo resign ya berarti ga bisa sebebas dulu jalan2nya 😄

    Tapi PD akhirnya aku resign. Dan legaaaaaa bgt rasanya. Ga usah ngerjain sesuatu yg menyimpang dari nurani.

    ReplyDelete
  2. Resign memang bukan perkara mudah. Ada banyak sekali pertimbangan sebelum memutuskan untuk resign. Segala jenis persiapan mulai dari mental sampai finansial juga mutlak dibutuhkan.

    ReplyDelete
  3. Kalau boleh jujur, waktu anak kedua lahir akupun belum ingin resign. Masih asyik menikmati dunia kerjaku yg menyenangkan. Tapi berhubung tdk ada yg mengurus anak, ya sudah aku bicarakan dengan suami dan atasan. Seperti yg bubu dita sampaikan diatas

    ReplyDelete
  4. Keputusan terkait pekerjaan memang tidaklah mudah, apalagi jika terkait keluarga. Perlu pertimbangan dan persiapan, termasuk dalam hal finansial.

    ReplyDelete
  5. Resign bukanlah keputusan yang mudah dan bisa diambil begitu saja ya mbak
    Perlu banyak pertimbangan sebelum memutuskan resign
    Termasuk adanya dukungan dari orang orang terdekat

    ReplyDelete
  6. Saya resign pas di awal menikah. Makanya gak menghadapi kegalauan seperti ini hehehe. Tapi, ada teman saya yang memang galau banget. Malah setelah resign jadi ngedumel melulu. Padahal tadinya dia ceria.

    Ya paling saya saranin untuk berpikir ulang dan komunikasiin lagi ma suaminya. Jangan jadi malah kelihatan semakin tertekan setelah resign

    ReplyDelete
  7. ikut nambah list ya, coba juga untuk melakukan hal yang selama ini ingin dilakukan tapi waktunya tersita oleh pekerjaan atau malah mencoba hal atau keterampilan baru... siapa tau malah bisa bikin bisnis dari keterampilan baru itu

    ReplyDelete
  8. aku dulu pas mau resign berat banget rasanya karena uang gajiku selama ini dipakai untuk tabungan tapi setelah resign ternyata yang aku takutkan ga terjadi, rejeki sama aja. Rejekiku yg dulunya datang lewat gaji sndri, setelah resign pindah rejekinya lewat perantara suami. Malah setelah resign bisa full urusin keluarga malah jadi lebih hemat lho pengeluaran hehhehe

    ReplyDelete
  9. Awal2 punya baby ini jadi dilema istri apalagi kita komitmen ngga pake pengasuh. Sampe si bayik sering dibawa ke tempat kerja istri selang seling work from home. Di tengah jalan sempet mau nyerah buat resign tapi akhirnya saya dapet kerjaan baru yang boleh atur waktu work from office. Akhirnya kalau lagi wfh gantian jaga si baby full time hehehe. Udah jalan setaun semua jadi biasa aja. Blog yang relate banget sama kita, makasih tips bermanfaatnya.

    ReplyDelete
  10. Setuju banget mbak, sebelum resign dulu aku berusaha mempersiapkan berbagai hal kalau akhirnya nanti bekerja dari rumah. Btw tabungan pribadi, dana darurat menjadi penting untuk dimiliki mbak.

    ReplyDelete
  11. Tahun lalu mengajukan resign tapi dilarang sama pak bos karena belum ada penggantinya. Terus aku nggak tega. hahaha. Mungkin emang belum waktunya resign dan saat ini masih dikasih izin full WFH. Meskipun begitu, aku sudah mulai obrolan sama pak suami, bikin strategi kalau aku berhenti kerja dan ngobrol sama anak-anak juga. Targetnya sih tahun depan mau resign. But, we'll see.

    ReplyDelete
  12. Aku pengin resign, tapi atasan gak bolehin. Padahal sudah mumet banget sama lingkungan kantor. Semoga tahun depan bisa resign, nih.

    ReplyDelete
  13. Mungkin gak ibu ibu saja, bapak bapak juga kalo mau mutusin untuk resign pasti bakalan banyak pertimbangan nya. Bukan hal yang mudah untuk mencari pekerjaan baru dengan orang dan kebiasaan yang baru pula

    ReplyDelete
  14. Temen daku yang sudah berkeluarga begitu juga memang, galau katanya. Karena kalau sudah berkeluarga memang banyak yang dipertimbangkan ya kak kalau mau resign

    ReplyDelete
  15. menjadi seorang ibu memang luar biasa apalagi di tambah sebagai wanita karir, saat ingin resign pasti banyak hal yang harus dipertimbangkan

    ReplyDelete
  16. Emang dilema banget ya buat perempuan yang punya peran jadi istri,ibu tapi juga pekerja. Apalagi kalo anak masih balita duh. Makasih banget nih masukannya buat ibu di luar sana yang masih bimbang mau resign atau nggak.

    ReplyDelete
  17. Resign emang keputusan berat banget terlebih buat seorang Ibu ya, di satu sisi juga pengen merdeka finansial dr suami, tp di sisi lain anak lebih butuh waktu seorang Ibu. dilema banget, tipsnya oke nih buat para ibu. thanks for sharing kak

    ReplyDelete