Tips Perencanaan Keuangan Bagi Usia Diatas 35 Tahun

by - October 06, 2023


Ada yang pernah mendengar istilah midlife crisis? Midlife crisis merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode krisis psikologis yang sering terjadi pada pertengahan kehidupan seseorang.

Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh Elliott Jaques pada tahun 1965. Ia adalah seorang psikoanalis, ilmuwan sosial, dan konsultan manajemen asal Kanada.  


Midlife Crisis

Elliott Jaques memperkenalkan ungkapan ''krisis paruh baya'' dalam sebuah makalah tentang pola kerja para jenius yang ada di industri kreatif. Ia meneliti karir sejumlah komposer/seniman dan menemukan perubahan mendadak dalam gaya atau penurunan produktivitas mereka sekitar usia 35 tahun.

Midlife crisis terjadi ketika seseorang merasa cemas, tidak puas atau bingung tentang arah hidup mereka. Meskipun istilah ini cukup umum, konsep ini tidak selalu terjadi pada setiap orang di usia pertengahan. Dan  perlu digaris bawahi kalau pengalaman midlife crisis antara satu orang dengan orang lainnya dapat sangat bervariasi.



Tanda & Gejala Midlife Crisis

Beberapa tanda-tanda dan gejala yang mungkin muncul selama midlife crisis, antara lain:

1. Perasaan tidak puas dengan pencapaian hidup dan karir.

2. Keraguan diri dan identitas diri.

3. Rasa ingin mengubah arah hidup, seperti mencari pekerjaan baru, mencari pasangan baru atau membeli barang tertentu.

4. Perasaan takut akan penuaan dan kematian.

5. Kecenderungan untuk merenung tentang keputusan hidup yang sudah diambil sebelumnya.

Menghadapi midlife crisis bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun tenang aja, ada beberapa cara untuk mengatasi periode ini, termasuk mengatur ulang tujuan dan rencana hidup terkait dengan finansial.


Perencanaan Keuangan Bagi Usia Diatas 35 Tahun Secara Umum

Saat ini Bubu sudah berusia 37 tahun. Di usia-usia ini nggak bisa dipungkiri kalau Bubu juga mengalami midlife crisis. 

Sekitar setahun lalu resign, mencoba untuk bisnis bersama teman tapi nggak sesuai harapan, sehingga muncul perasaan-perasaan nggak nyaman. 

Secara finansial memang masih bisa bertahan dengan penghasilan utama dari Yaya. Bubu juga mencoba untuk mendapat penghasilan dari blog dan campaign di social media. Namun hasilnya memang terasa belum memuaskan dan belum mencukupi untuk mencapai impian-impian Bubu dan keluarga. 

Mau nggak mau jika ingin semua impian bisa terwujud memang harus menambah penghasilan dari pintu-pintu lain. Semoga aja, ya, Bubu sekeluarga bisa semakin kuat finansialnya sehingga bisa mewujudkan yang belum terwujud. :D 

Untuk itu Bubu pun mulai cari tahu apa yang harusnya Bubu lakukan terkait masalah perencanaan keuangan ini. Apalagi di usia yang sudah 37 tahun dan sebentar lagi kepala 4, sudah nggak ada banyak waktu lagi untuk menyiapkan dana terutama dana pensiun. 

Nah, impian Bubu salah satunya memang punya dana darurat yang cukup di hari tua nanti supaya anak-anak bisa hidup lebih nyaman dan nggak menjadi sandwich generation. 

Setelah Bubu cari referensi, berikut perencanaan keuangan yang dapat dilakukan bagi kita yang sudah berusia diatas 35 tahun secara umum.  

1. Hitung Kembali Semua Anggaran 

Mulailah dengan membuat anggaran bulanan yang rinci untuk memahami pendapatan dan pengeluaran. Hal ini akan sangat membantu kita untuk mengelola uang dengan lebih baik. Penghitungan ini yang mesti Bubu detaikan supaya bisa kelihatan, terutama untuk yang bocor-bocor halus dan nggak kerasa. 

2. Percepat Bayar Utang

Prioritaskan pembayaran utang kita, terutama yang memiliki suku bunga tinggi, seperti kartu kredit. Bayar lebih dari pembayaran minimum untuk mengurangi utang dengan cepat. Alhamdulillah saat ini utang yang Bubu dan keluarga miliki hanya cicilan KPR rumah. Berharap banget bisa luas segera!

3. Pendanaan Darurat

Pastikan memiliki dana darurat yang cukup untuk mengatasi kejadian tak terduga, seperti pengangguran atau biaya medis yang tiba-tiba. Dana darurat sebaiknya setara dengan 3-12 bulan biaya hidup. Biasanya keluarga dengan 2 anak, paling aman mempunyai simpanan 12 bulan biaya hidup yang disimpan di instrumen yang likuid. 

4. Asuransi

Pertimbangkan untuk memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang memadai untuk melindungi kita dan keluarga dari risiko keuangan yang tak terduga. Paling minimal kita sekeluarga mempunyai BPJS. Ada baiknya pencari nafkah utama juga memiliki asuransi jiwa. 



Dana Pendidikan, Dana Pensiun, Dana Traveling

Selain Dana Darurat, ada tiga kategori pendanaan lainnya yang Bubu dan keluarga persiapkan. Memang saat ini masih tertatih-tatih, sih. Tapi semoga, ya, penghasilan dan pendapatan rumah tangga kami tahun ini dan tahun-tahun berikutnya bisa bertambah sehingga bisa saving lebih banyak lagi ke Dana Pendidikan, Dana Pensiun, juga Dana Traveling. :D 


Dana Pendidikan

Beneran, deh, nggak bisa dipungkiri kalau biaya pendidikan anak saat ini memang tinggi. Kalau memang niatnya mau menyekolahkan anak di sekolah dengan fasilitas yang mumpuni, mau nggak mau memang harus saving money lebih banyak di Dana Pendidikan.  

Dana Pendidikan jangka pendek bisa disimpan di instrumen keuangan yang sifatnya gampang dicairkan, seperti rekening tabungan. Namun jika untuk jangka panjang, seperti biaya kuliah saat anak kita masih Sekolah Dasar, bisa banget menyimpannya di Reksadana Campuran, Reksadana Saham atau Saham. 

Mulailah secepatnya, mengumpulkan Dana Pendidikan Anak bisa dimulai saat anak masih dalam kandungan. Jangan lupa juga survei sekolah-sekolah incaran kita dan hitung kenaikan inflasinya. 


Dana Pensiun

Kira-kira di usia berapa kita akan pensiun? Rata-rata pekerja di Indonesia pensiun di usia 55-60 tahun. 

Kalau usia Bubu dan Yaya saat ini 37 tahun berarti masih ada waktu 18 tahun lagi untuk mengumpulkan Dana Pensiun.

Apa itu Dana Pensiun? Dana Pensiun merupakan dana yang akan kita gunakan di masa kita sudah pensiun. 

Misalnya saja Angka Harapan Hidup (AHH) provinsi Jawa Barat tahun 2022 adalah lak-laki: 71,77 tahun, sedangkan perempuan: 75,48 tahun. Anggap kita hidup sampai usia 75 tahun. Berarti dari usia pensiun 55 tahun sampai ke 75 tahun (20 tahun) kita akan menggunakan Dana Pensiun tersebut. 

Tentu angkanya akan sangat besar sekali. Karena itulah memang lebih baik mulai mengumpulkan Dana Pensiun saat kita masuk usia produktif bekerja. 

Bubu sempat mengumpulkannya tapi kemudian terpakai, dan harus memulai kembali. memang sudah terlambat, tapi daripada tidak sama sekali, kan. :) 

Untuk Dana Pensiun juga bisa berupa investasi yang beragam. Misalnya saja, saham, obligasi atau properti.  

Jika ingin menghitung berapa jumlah Dana Pensiun yang mau dipersiapkan, kita bisa juga, lho, menghitungnya dengan calculator.me pada bagian Financial Planning. 


Dana Traveling 

Salah satu hal yang membuat Bubu semangat adalah bisa menghabiskan waktu untuk traveling bersama keluarga… :D Dana Traveling, termasuk untuk umroh dan naik haji juga menjadi hal yang mesti Bubu sekeluarga persiapkan. 

Untuk menyiapkan Dana Traveling bisa dilakukan berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelumnya. Buat rencana liburan sesuai budget juga menjadi kuncinya. 

Bubu juga menghindari berutang untuk liburan. Saat ini banyak sekali penawaran paylater untuk tujuan liburan. Namun jika dirasa bukan hal yang urgent, menurut Bubu kurang bijak rasanya untuk berutang. 

Siapkan rekening khusus traveling sehingga tidak tercampur dengan tujuan keuangan yang lain. Manfaatkan travel fair atau poin yang bisa mengurangi budget liburan. 


Sebenarnya masih ada lagi, sih, tujuan finansial yang Bubu ingin capai, yaitu merenovasi rumah pertama, memiliki properti rumah kedua serta rumah atau kontrakan sebagai income pasif. Semoga aja, ya, hal itu bisa kesampaian juga dalam waktu dekat. :D

Yuk, Manteman yang usianya sudah diatas 35 tahun, lagi mengalami midlife crisi, dan masih belum jelas tujuan keuangannya, bisa dimulai dari sekarang. Nggak ada kata terlambat untuk memulai segala hal yang baik, apalagi buat diri sendiri dan keluarga, kan… :) 



Bubu Dita 

@rumikasjourney


Related Posts

0 komentar