Kawasan Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat sudah lama dikenal sebagai surganya para pemburu barang antik. Di balik deretan kios yang menjajakan piringan hitam, mesin ketik tua, hingga lampu gantung kuno, terselip sebuah tempat yang nggak kalah menarik. Bukan toko, melainkan sebuah galeri penuh kisah dan inspirasi. Galeri Demono.
Galeri ini menjadi sebuah potret perjalanan hidup seorang perempuan tangguh, Ibu Dewi Motik Pramono. Ibu Dewi Motik merupakan mantan model era 1960-an yang kemudian menjadi pengusaha sukses dan pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Lokasi galerinya yang strategis, tepat di seberang Pasar Antik Jalan Surabaya, menjadikan Galeri Demono sebagai destinasi unik yang layak disinggahi siapa pun yang ingin melihat sisi lain dari sejarah perempuan Indonesia.
Apa saja yang bisa Manteman temukan di dalam galeri ini? Bagaimana sepak terjang Ibu Dewi Motik dari dunia catwalk dan bisnis hingga menjadi inspirasi? Yuk, lanjutkan membaca dan temukan fakta-fakta menarik yang tersembunyi di balik dinding Galeri Demono.
Siapakah Ibu Dewi Motik Pramono?
Seperti ungkapan, Tak Kenal Maka Tak Sayang, maka di awal tulisan ini aku mau menceritakan secara ringkas tentang profil Ibu Dewi Motik Pramono.
Nama Dewi Motik Pramono bukanlah nama asing di dunia perempuan Indonesia. Ia dikenal luas sebagai model era 1970-an (pemenang Top Model 1974) yang kemudian menjelma menjadi pengusaha sukses dan tokoh perempuan inspiratif Indonesia.
Ibu Dewi Motik lahir pada 10 Mei 1949. Beliau mulai dikenal publik sejak usianya masih sangat muda. Ibu Dewi Motik menjadi salah satu juara di pemilihan None Jakarta tahun 1968 saat usianya belum genap 20 tahun.
Di masa mudanya, ia kemudian menjadi salah satu model papan atas. Perjalanannya nggak berhenti di dunia hiburan. Ia kemudian melanjutkan pendidikan dan menekuni dunia usaha serta organisasi sosial.
Di bidang pendidikan, Ibu Dewi Motik tercatat menjadi lulusan Sarjana Pendidikan IKIP Jakarta dan Sarjana Seni Rupa di Universitas Florida. Setelah itu, Ia melanjutkan pendidikan Pascasarjana di Universitas Indonesia pada Bidang Pengkajian Ketahanan Nasional dan dilanjutkan menempuh program Doktoral di bidang Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Universitas Negeri Jakarta.
Bergelut di dunia pendidikan juga masih dilakoninya hingga kini di saat usianya sudah 76 tahun. Ibu Dewi Motik masih aktif mengajar sebagai dosen. Inspiratif sekali bukan?
Selain pendidikan, dunia bisnis juga digeluti Ibu Dewi Motik dari muda sampai saat ini. Kepiawaiannya dalam berbisnis sepertinya mengalir dari darah ayahnya yang merupakan seorang pengusaha sukses asal Palembang.
Sejak kecil Ibu Dewi ternyata juga sudah suka berbisnis. Bahkan, dari Mas Ardianyah, pemandu di Galeri Demono, aku baru tahu cerita kalau usaha awal Ibu Dewi untuk mendapatkan uang adalah dengan bermain sulap. Gimana, mind blowing banget, nggak, tuh? :D
Nah, salah satu pencapaian besar Ibu Dewi Motik adalah saat ia mendirikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) pada tahun 1975 bersama dengan kakaknya, Ibu Kemala Motik. IWAPI hadir sebagai wadah bagi perempuan-perempuan Indonesia yang ingin mandiri secara ekonomi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Di bawah kepemimpinannya, IWAPI berkembang menjadi organisasi besar yang membina ribuan pengusaha perempuan dari berbagai daerah. Jujur, aku juga baru ngeh banget saat ke Galeri Demono kalau Ibu Dewi Motik ini adalah salah satu pendirinya. Almarhumah mamaku dulu juga suka berkumpul dengan ibu-ibu IWAPI Depok. Jadi nama IWAPI sebenarnya sudah nggak asing lagi buatku… :)
Selain aktif di organisasi, Ibu Dewi Motik juga sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum nasional dan internasional, terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan, ekonomi kreatif, dan UMKM. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang mendorong kemajuan produk-produk lokal.
Baca Juga: Museum Perjuangan Indonesia Lippo Mall Nusantara
Awal Cerita Galeri Demono
Begitu banyak cerita menarik tentang Ibu Dewi Motik, sampai akhirnya terciptalah Galeri Demono ini yang diinisiasi oleh anak-anak Ibu Dewi Motik, yaitu Mba Moza Pramita dan Mas Adimaz.
Galeri Demono sendiri dibuka untuk umum tahun lalu. Kata “Demono” sendiri adalah singkatan dari nama sang tokoh, Dewi Motik Pramono. Galeri ini berdiri sebagai upaya untuk mendokumentasikan sekaligus membagikan warisan nilai dan semangat perjuangan perempuan Indonesia kepada generasi masa kini.
Ya, galeri ini didirikan bukan hanya untuk mengabadikan perjalanan hidup Dewi Motik, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan edukasi bagi generasi muda, khususnya perempuan. Ibu Dewi Motik ingin mewariskan semangat pantang menyerah, keberanian bermimpi besar, dan pentingnya pendidikan serta kemandirian ekonomi.
Melalui galeri ini, ia juga ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan: model, akademisi, aktivis, pengusaha, bahkan tokoh nasional, selama memiliki kemauan dan kerja keras.
Galeri Demono menempati rumah pribadi Ibu Dewi Motik dan keluarganya. Hal ini juga bisa menjadi inspirasi untuk pengunjung kalau sebenarnya membuat suatu galeri bisa dilakukan di mana saja, termasuk di properti milik pribadi.
Begitu memasuki pekarangan di depan rumahnya, mata pengunjung bisa langsung terpana melihat deretan gambar mural yang mengisahkan perjalanan hidup Ibu Dewi Motik. Menarik banget!
Tak hanya itu, gambar mural juga bisa terlihat di salah satu tembok lainnya yang menggambarkan tanaman-tanaman herbal khas Indonesia. Ternyata tanaman-tanaman tersebut menjadi bahan-bahan ramuan minuman yang rajin dikonsumsi oleh Ibu Dewi Motik.
Bagian depannya saja sudah sangat menarik, gimana dengan bagian dalam galerinya, yaa?
Baca Juga: Mengenal Paras Nusantara di Museum Nasional
Isi di Dalam Galeri Demono
Begitu melangkah masuk ke dalam Galeri Demono, pengunjung langsung disambut suasana galeri yang hangat dan penuh kenangan.
Galeri Demono terdiri dari dua ruangan pamer. Di ruangan pertama, galeri ini terlihat sangat clean dan mata pengunjung akan terfokus pada satu lukisan besar dengan sosok Ibu Dewi Motik saat masih muda.
Lukisan berjudul “The Last Virgin” ini dibuat oleh Basuki Abdullah pada tahun 1975. Sudah pasti karena dibuat oleh seorang maestro, lukisan ini punya nilai karya seni tinggi, ya.
Ada cerita menarik juga seputar lukisan ini. Pada tahun 2005 lukisan ini sempat dicuri oleh orang dekat Ibu Dewi Motik. Beruntungnya, lukisan tersebut bisa ditemukan dan kini menjadi salah satu karya seni yang dipamerkan di Galeri Demono.
Selain lukisan dan beberapa sketsa karya beliau, di ruangan ini juga terdapat banyak foto dokumentasi sejak Ibu Dewi Motik muda saat kuliah, menikah, juga saat menjadi model dan saat sudah menjadi pebisnis.
Menariknya, di sini juga ada berbagai jurnal yang ditulis oleh Ibu Dewi Motik sejak masih muda. Dari sinilah aku jadi termotivasi juga untuk menulis cerita-cerita kehidupan ke dalam jurnal. Pasti akan banyak manfaatnya, ya. Selain untuk refleksi diri juga bisa jadi pengingat dan dokumentasi untuk keluarga… :)
Di ruangan lainnya terdapat koleksi kain batik tulis ciptaan Iwan Tirta yang menjadi koleksi Ibu Dewi Motik. Di salah satu sudut ruangan juga terdapat spot untuk memamerkan beberapa buku hasil karyanya.
Penempatan kursi, meja, karpet, dan benda-benda lainnya di sudut ruangan tersebut juga disesuaikan seperti bagian kamar pribadi Ibu Dewi Motik.
Nah, ada lagi satu hal menarik yang diceritakan oleh pemandu galeri sata aku di sana. Jadi di spot ini terasa sekali wangi harum bunga melati. Ternyata di sini terdapat beberapa botol parfum favorit Ibu Dewi Motik.
Kalau kita menyangka seorang Ibu Dewi Motik memakai parfum mahal merk luar negeri, mak sangkaan kita salah besar. :D
Parfum favorit Ibu Dewi Motik ternyata parfum bunga melati merk Viva. Harganya pun sangat terjangkau. Aku cek di salah satu e-commerce harganya nggak sampai Rp 20.000,-/ botolnya… Kaget, kaaan? :D
Baca Juga: 5 Hotel Tertua di Jakarta dan Sejarahnya
Jam Operasional Galeri Demono
Galeri Demono bukan sekadar museum atau ruang pameran, tapi merupakan cerminan dari semangat seorang perempuan yang konsisten berjuang dan berkontribusi untuk bangsanya.
Melalui ruang ini, Dewi Motik Pramono mengajak kita semua, terutama perempuan Indonesia untuk terus bermimpi, belajar, dan memberi dampak bagi lingkungan sekitar.
Kalau Manteman sedang berada di Jakarta dan tertarik dengan galeri ini, coba datang langsung saja ke Galeri Demono. Untuk bisa menemukan banyak inspirasi di sini sama sekali nggak dipungut biaya, lho.
Jam operasional Galeri Demono:
Sabtu-Minggu
08.00 - 11.00
Sebelum berkunjung Manteman bisa reservasi dengan mengisi form yang ada di bio Instagram @galeridemono, ya. reservasi ini tentunya untuk membatasi pengunjung. Dalam satu sesi kunjungan galeri ini dapat menampung maksimal 15 orang.
Karena galeri ini di rumah pribadi Ibu Dewi Motik jadi memang wajar, ya, kalau bukannya hanya di saat weekend dan terbatas jumlah pengunjungnya.
Kalau beruntung, Manteman bisa juga bertemu dengan Ibu Dewi Motik secara langsung di galeri ini. Kebetulan pas aku ke sana Ibu Dewi Motik sedang ada kegiatan di luar.
Semoga di lain waktu kalau aku ke Galeri Demono lagi bisa berkesempatan bertemu juga dengan Ibu Dewi Motik… :)
Buat Manteman yang mau cari inspirasi jalan-jalan ke tempat seru lainnya juga bisa cek di blog Momopururu, ya. Ada banyak cerita menarik wisata di dalam dan luar negeri juga.... :)
Dita Indrihapsari (Bubu Dita)
@rumikasjourney
No comments