facebook twitter instagram
  • Home
  • About Rumikas Journey
  • Categories
    • Cerita Bubu
    • Destinasi
    • Hotel/Penginapan
    • Tips
    • Kuliner
    • MuseumItineraryTheme Park

Rumika's Journey


Sering melewati jalan MH Thamrin di Jakarta Pusat??? Sudah kenal dengan MH Thamrin? :) 

MH Thamrin atau Mohammad Husni Thamrin merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Batavia (Jakarta). MH Thamrin punya banyak jasa dalam memperjuangkan nasib rakyat pada masa penjajahan Belanda. 

MH Thamrin memang berasal dari keluarga berada, meski demikian kedekatannya dengan banyak kalangan, termasuk rakyat kecil membuatnya tergerak untuk membela kepentingan mereka. 

Untuk bisa berbuat lebih banyak bagi rakyat, MH Thamrin masuk ke dalam dunia politik. Ia sempat menjadi anggota Gementeraad Batavia (Dewan Kota) dan Volksraad (Dewan Rakyat). 

Melalui program-programnya, ia melakukan perbaikan kampung, air bersih, sarana olahraga hingga menghapus sistem kuli kontrak di Deli Serdang. Jadi nggak hanya berperan di wilayah Batavia, pengaruhnya bisa dirasakan sampai keluar.

MH Thamrin juga membeli rumah yang kemudian menjadi Gedung Pemufakatan yang digunakan untuk tempat pendidikan perguruan rakyat. Tak hanya menyediakan pendidikan formal, pendidikan di tempat tersebut juga mengajarkan tentang seni budaya, terutama budaya Betawi. 

Menurut MH Thamrin, perjuangan nggak hanya dapat dilakukan melalui bidang politik semata tapi juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan semangat kebangsaan lewat budaya yang merupakan jati diri bangsa. 

Gedung Pemufakatan yang dulunya menjadi tempat yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Batavia, kini diubah menjadi Museum MH Thamrin untuk mengenang jasa-jasanya. 

Ada apa aja di Museum MH Thamrin? Dan apa saja hal menarik yang ada di dalamnya? Yuk, ikutin Bubu jalan-jalan di museum ini!


1. Awalnya Tempat Pemotongan Hewan

Siapa sangka bangunan yang kini menjadi Museum MH Thamrin, dulunya pernah dijadikan tempat pemotongan hewan dan tempat penyimpanan buah-buahan impor dari Australia. 

Gedung gaya indies kolonial ini dimiliki oleh warga Belanda bernama Meneer de Hass dan sudah dibangun pada awal abad ke-20.



Pada tahu  1927, MH Thamrin membeli tanah dan bangunannya, kemudian direnovasi sehingga menjadi lebih luas dan besar. 

Setelah selesai dipugar, MH Thamrin mempersilakan gedung miliknya ini digunakan oleh masyarakat luas selain sebagai sarana pendidikan juga untuk kegiatan organisasi dan pertemuan antar masyarakat.  

Baca Juga: IMuseum IMERI FK UI


2. Kental Budaya Betawi

Sebagai putra Betawi, MH Thamrin tampaknya tidak pernah melupakan asalnya. Di gedung ini juga kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya, termasuk budaya Betawi. 

Saat menjadi museum sekarang pun unsur Betawi sangat kental terasa. Detail budaya betawi dapat dilihat dari adanya dua replika rumah Betawi di bagian dalam museum. Ada pula manekin yang memakai baju adat Betawi di bagian depan untuk menyambut para pengunjung.  



3. Diorama Sejarah 

Museum MH Thamrin memiliki dua buah diorama dengan ukuran yang cukup besar. Kedua diorama tersebut menggambarkan peristiwa penting yang dialami oleh MH Thamrin. 

Diorama pertama yaitu suasana rapat Dewan Kota dimana MH Thamrin diperlihatkan sedang berpidato untuk menyampaikan gagasan-gagasannya. Dalam rapat tersebut MH Thamrin menyebut untuk lebih memperhatikan pribumi dengan perbaikan kampung dan penyediaan air bersih. 



Gagasan ini pada akhirnya dapat direalisasikan dengan penjernihan air minum Pejompongan dan perbaikan kampung yang kemudian dikenal dengan nama Proyek MH Thamrin.

Diorama kedua menceritakan saat pemerintah Belanda sedang menggeledah rumah MH Thamrin di Sawah Besar saat ia sedang terbaring. Penggeledahan ini disebabkan oleh kecurigaan Belanda terhadap MH Thamrin yang menyimpan dokumen-dokumen penting. 



Setelah itu MH Thamrin ditetapkan sebagai tahanan rumah hingga pada akhirnya MH Thamrin meninggal pada tahun 1941 karena kesehatannya yang menurun. 


4. Ruang Kesenian Betawi

Pada bagian belakang museum terdapat ruang audio visual atau ruang kesenian. Ruang ini memang nggak terlalu besar seperti aula tapi tertata rapi dengan deretan kursi merah dan panggung di depannya. 

Saat Bubu berkunjung ke museum ini memang tidak ada pertunjukan di ruangan ini. Namun kelihatannya seru, deh, kalau ada acara di sini. :) 


5. Kereta Jenazah

Sempat kaget begitu melihat ada seperti kereta di dalam museum ini. begitu Bubu membaca keterangan informasinya ternyata kereta ini merupakan kereta yang mengantarkan jenazah MH Thamrin saat wafat. 



Saat ke peristirahatannya yang terakhir, diperkirakan ada 10 ribu orang yang mengantarkannya. MH Thamrin dimakamkan di TPU Karet Jakarta.

Baca Juga: Museum Borobudur


6. Tokoh-tokoh Perjuangan

Museum MH Thamrin bukan hanya berbicara tentang MH Thamrin semata. Ada satu spot di museum ini yang juga mengisahkan tentang beberapa tokoh yang berjasa bagi negara kita, terutama yang berasal dari Jakarta dan yang berjuang di Jakarta. . 

Tokoh-tokoh yang ditampilkan di museum ini antara lain Ki Hajar Dewantara, Ismail Marzuki, Abdul Rahman Saleh, dan lainnya. 


7. Benda Peninggalan MH Thamrin

Museum MH Thamrin juga menyimpan berbagai benda-benda peninggalan MH Thamrin. benda-benda tersebut antara lain radio hingga blankon. 

Berbagai furnitur, seperti kursi meja tamu, kursi meja makan, lemari, alat musik, dan sepeda onthel juga dipamerkan di museum ini. 




Lokasi Museum MH Thamrin

Berikut ini lokasi alamat lengkap Museum MH Thamrin, ya:

Jl. Kenari 2 No.15, RW.4, Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430

Nah, untuk mencapai museum ini Bubu naik KRL Jabodetabek dan turun di Stasiun Cikini. 

Dari Stasiun Cikini, lanjut naik ojek online aja. Jaraknya nggak terlalu jauh, hanya sekitar 2 km. 

Mau jalan kaki sebenarnya juga bisa banget dengan melewati jalan tembus kalau Bubu lihat di Google Maps. Durasi perjalanan dari Stasiun Cikini ke Musuem MH Thamrin hanya 10 menit aja jalan kaki. 

Saat Bubu ke Museum MH Thamrin, Bubu berjalan dari FK UI Salemba. Ya, dari FK UI ke museum ini juga deket banget jaraknya, Hanya sekitar 700 meter aja.


Jam Buka Museum MH Thamrin

Senin Tutup

Selasa-Minggu 08.00 - 17.00


Tiket Masuk Museum MH Thamrin

Dewasa         Rp 5.000,-

Mahasiswa Rp 3.000,-

Pelajar         Rp 2.000,-


Dengan harga tiket Rp 5.000,-, Bubu sudah mendapat brosur dan juga DVD. Nah, Bubu sendiri belum sempat nih, nonton DVD yang diberikan. Bingung juga sekarang di rumah udah nggak ada player DVD... :D Nanti, ya, kalau sudah Bubu tonton akan Bubu update tulisan ini lagi. :)

Di belakang cover DVD tertulis kutipan MH Thamrin:

“Kalau kau ingin memperjuangkan keinginanmu perjuangkanlah dan pastikan perjuanganmu untuk kepentingan banyak orang.”


Dengan harga tiket yang terjangkau namun seneng banget rasanya bisa nambah cerita lagi tentang pahlawan nasional kita. Gimana, tertarik juga buat mengekplorasi Museum MH Thamrin??? :) 

Nah, kalau lagi ada rencana ke kota Solo, Manteman juga bisa ke berbagai museum di kota itu. Salah satu museum populer yang ada di Solo adalah Museum Pers Nasional. Wah, jadi nggak sabar pingin jalan-jalan ke berbagai museum di Indonesia! :D 



Bubu Dita

@rumikasjourney



Duh, kemana aja, ya, Bubu, baru ngeh ternyata di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau FK UI yang berada di Salemba, Jakarta, terdapat museum tentang kesehatan yang keren! :D

Ya, beberapa waktu lalu Bubu baru aja menyambangi IMuseum yang ada di FK UI tersebut.

IMuseum merupakan Indonesia Museum of Health and Medicine. Museum ini sudah ada sejak 2017. 

Mau tahu ada apa aja di museum ini dan gimana pengalaman Bubu saat berkunjung ke IMuseum? Yuk, simak cerita Bubu selengkapnya di bawah ini! :)


Ada Apa Aja di IMuseum IMERI FK UI?

IMuseum terdiri dari beberapa segmen yang berbeda.

Saat masuk, Bubu langsung disambut oleh meja lobby dan informasi. Sebelumnya Bubu sudah membeli tiket IMuseum melalui virtual banking. Setelah konfirmasi, Bubu pun langsunh dipersilakan untuk memasuki museum.

Begitu masuk, area yang langsung dapat dilihat adalah area bagian-bagian tubuh manusia. Ada apa saja orgam-orang di dalam tubuh hingga nama-nama tulang penyusun tubuh.

Bagian ini digambarkan dengan kesan yang fun sehingga bisa menarik perhatian pengunjung, terutama anak-anak. Bahkan ada  kerangka tubuh manusia artifisial juga, lho

Masih di bagian yang sama, terdapat informasi untuk menjaga kesehatan gigi dan pentingnya tentang mencuci tangan.



Nggak ketinggalan ada juga komputer yang bisa digunakan untuk bermain game! Tentunya game seputar mahluk hidup, ya. Bubu sempat mencoba memainkannya sebentar. Jadi gamenya mengenai mencocokan bentuk tubuh hewan dengan bayangannya. Seru, nih, buat dimainkan anak-anak! :D

Dari area bagian tubuh tersebut, di sebelahnya terdapat ruang duduk dan ruang informasi mengenai DNA. Nah, bagian ini juga menarik, nih. Selain tulisan, ada juga layar monitor yang menceritakan tentang mengapa anak-anak bisa mirip dengan orangtuanya. 

Baca Juga: Museum MH Thamrin Jakarta


  • Ruang Audio Visual

Sejarah tentang awal mula berdirinya FK UI diceritakan melalui video di dalam ruang audio visual. 

Ruangan ini memang nggak terlalu besar, namun bisa memuat sekitar 15-20 orang. Layarnya pun juga cukup besar kalau menurut Bubu jadi okelah pengalaman menonton di sini.



Kebetulan saat Bubu ke IMuseum juga ada rombongan anak sekolah yang berkunjung ke museum ini. Jadilah Bubu ikut menonton film dokumentasi di ruang audio visual ini bersama anak-anak sekolah tersebut. 

Selain menonton, ada juga guide yang ikut menceritakan, jadi penonton pun bisa lebih paham mengenai sejarah kejadian di masa lalu hingga bisa terbentuk FK UI sampai sekarang.


  • Ruang Sejarah 

Setelah menonton di ruang audio visual, perjalanan di IMuseum berlanjut ke ruang berikutnya, yaitu Ruang Sejarah. 

Di ruang inilah pengunjung bisa secara lengkap mendapatkan informasi mengenai perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. Bagaimana sekolah kedokteran muncul saat masa penjajahan dari Dokter Djawa School, STOVIA, Geneeskundige Hooge School (GHS). Djakarta Ika Dai Kagu, hingga Perguruan Tinggi kedokteran & Nood Universiteit diceritakan secara lengkap di dalam ruangan ini. 




Berbagai tulisan bersejarah pada masa itu pun juga dipamerkan di ruangan ini. Menariknya lagi, informasi yang didapat bukan hanya sekedar dari tulisan saja, tapi ada layar monitor juga yang bisa digunakan untuk pengunjung mendapatkan informasi, termasuk melihat foto dan video di masa tersebut. 

Oiya, tentunya kelahiran FK UI setelah masa oenjajahan selesai juga ada di dalamnya, ya. Bahkan ada juga, lho informasi tentang siapa saja tokoh-tokoh berpengaruh dari FK UI berikut pencapaiannya yang bisa kita dapatkan di museum ini.


  • Ruang Edukasi Kesehatan

Selepas Ruang Sejarah, pengunjung bisa mengekplorasi ruang lainnya di museum ini, yaitu tentang edukasi kesehatan masyarakat. 

Di Ruang Edukasi Kesehatan ini, kita bisa melihat beberapa fase kehidupan manusia dari dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga masa dewasa dan lanjut usia. 




Selain itu di ruang ini juga terdapat replika organ tubuh beserta fungsinya. ada barcode yang bisa di-scan juga, lho, sehingga pengunjung dapat menerima infonya secara virtual. 

Nggak hanya itu, beberapa penyakit atau gangguan di tubuh, seperti patah tulang, kanker payudara, dan lainnya juga dijelaskan di sini beserta replikanya. Menarik, ya. 


  • Ruang Koleksi/Spesimen

Masih di ruang edukasi kesehatan ini juga terdapat beberapa spesimen atau organ tubuh asli yang dipamerkan. Namun sayangnya dari keseluruhan isi museum, bagian spesimen ini dilarang untuk didokumentasikan.

Spesimen yang Bubu lihat ada bagian paru-paru dan jantung. Jadi, yang paru-paru ini kita bisa melihat tampilan paru-paru yang sehat dan paru-paru yang terkena asap rokok. 

Ini bisa jadi sarana edukasi yang nyata, ya, untuk pengunjung. :) Bagaimana menjaga kesehatan paru-paru dengan memperlihatkan perbandingan dua organ paru yang berbeda. 


Kesan Berkeliling IMuseum IMERI

Begitu selesai mengitari IMuseum ini, dalam hati Bubu berkata, “lho, kok, udah selesai aja.” I want more! :D 

Iya, kalau menurut Bubu IMuseum ini nggak terlalu luas, ya. Koleksi yang dipamerkan juga nggak terlalu banyak. Bubu masih pingin lihat lebih banyak lagi, terutama untuk bagian spesimen organ tubuh. :) 

Namun demikian, Bubu salut banget sama museum ini. Kereeen, sih, pembagian ruangannya sama penempatannya. Replika yang dipamerkan juga oke. Selain itu ada ruang audio visual dan gadget yang interaktif juga. Jadi pengunjung, terutama yang melek digital bisa langsung mencoba mendapat informasi secara digital juga. 



IMuseum juga bagus banget sebagai sarana edukasi untuk siswa sekolah, apalagi bagi yang tertarik dengan dunia kesehatan dan kedokteran. 

Bubu juga seneng banget bisa melihat bagaimana perkembangan sekolah kedokteran di Indonesia dan Jakarta pada khususnya. FK UI sampai sebesar saat ini ternyata memang melalui sejarah yang panjang.  

Baca Juga: Museum Omahku Memoriku Yogyakarta


Jam Operasional & Tiket Masuk

Tertarik untuk berkunjung ke IMuseum juga bareng keluarga atau teman? Cek jadwal museumnya di sini, ya:

Jadwal Kunjungan

Selasa - Jumat

09.00 - 15.00 WIB

Sabtu, Minggu, Senin dan Hari Libur Nasional tutup

Istirahat 12.00-13.00 WIB


Harga tiket masuk IMuseum:

Anak-anak (4-13 tahun) : Rp. 15.000,-

Lansia : Rp 15.000,-

Dewasa : Rp. 25.000,-

Anak-anak (0-3 tahun) dan civitas FKUI : GRATIS


Tiket masuk IMuseum bisa dibeli secara langsung on the spot maupun membelinya secara online. Bubu kebetulan mengisi form kunjungan yang tertera di bio Instagram IMuseum. 

Di form tersebut dituliskan juga virtual account untuk membayar tiket masuk museum. Mudah banget daftarnya. :) 

Oiya, kalau untuk kunjungan rombongan dapat dilakukan 15-50 orang. Sebelum kunjungan bisa mengajukan permohonan kunjungan ke pihak IMuseum melalui email imuseum.imeri@gmail.com setidaknya dua minggu sebelumnya. 


Cara ke IMuseum IMERI

IMuseum terletak persis di Gedung IMERI FK UI Salmeba, Jakarta Pusat. Untuk menuju ke museum ini, Bubu naik kereta Commuterline dari Depok Baru ke Stasiun Cikini. 

Nah, dari Cikini sebenarnya jaraknya hanya 1,5 km aja. Bisa banget jalan kaki yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Tapi saat itu Bubu memilih untuk naik Gojek aja… :D 

Turun di pintu masuk FK UI, jalan sedikit ke gedung FK UI. Dan Gedung IMERi teapt berada di belakangnya. IMuseum ini sendiri berada di lantai satu gedung, ya. Jadi pas masuk langsung kelihatan museum ini. 

Yuk, langsung ekplorasi IMuseum IMERI yang ada di FK UI Jakarta! :) 



Bubu Dita

@rumikasjourney


harga-fast-track-dufan

Pengalaman mengajak anak-anak main ke Dufan atau Dunia Fantasi saat liburan sekolah membuat Bubu berpikir untuk di kunjungan berikutnya ke Dufan harus memakai fast track! Apalagi kalau ke sana saat tanggal merah, liburan sekolah sampai periode high season. 

Kebayang, kan, gimana ramainya Dufan yang berada di kawasan Ancol ini saat masa liburan? Mau naik satu wahana aja bisa ngantri satu sampai dua jam! Benar-benar membuang waktu. Untung aja saat itu anak-anak nggak begitu cranky. Jadi masih bisa mengantri dengan lumayan aman… :D 

Namun karena mengantri lama di satu wahana, alhasil nggak banyak wahana yang bisa kami coba sekeluarga. Karena itulah ide untuk memakai fast track langsung ada di kepala begitu dapat pengalaman mengantri yang super lama pas Dufan lagi penuh-penuhnya.


Apa Itu Fast Track Dufan?

Sebenarnya apa, sih, fast track Dufan itu? Sederhananya, fast track Dufan adalah tiket terusan Dufan yang bisa dibeli dengan benefit bisa langsung masuk wahana tanpa mengantri! 

Tiket fast track ini tentunya punya harga yang lebih mahal jika dibanding dengan tiket reguler biasa, ya. 

Namun perlu diingat juga kalau tiket Fast Track ini nggak meliputi semua wahana yang ada di Dufan. Dari website Ancol yang Bubu lihat, ada 14 wahana saja yang bisa memakai tiket terusan fast track. 

Wahana-wahana tersebut, antara lain: Bianglala, Halilintar, Kora-Kora, Alap-Alap, Ontang-Anting, Arung Jeram, Ice Age, Baling-Baling, Turangga-Rangga, Istana Boneka, Tornado, Hysteria, Niagara-Gara, dan Zig-Zag. 

Bisa dibilang wahana-wahana fast track ini termasuk wahana favorit banyak orang yang berkunjung ke Dufan, kan. 


harga-fast-track-dufan

harga-fast-track-dufan


Jadi, menurut Bubu banyak untungnya kalau beli tiket fast track saat masa liburan atau tanggal merah di mana Dufan sedang ramai-ramainya. 

Namun ada satu wahana baru di Dufan yang lagi banyak peminatnya tapi nggak masuk ke dalam wahana fast track, yaitu Kereta Misteri. Sayang banget, ya, soalnya mengantri wahana Kereta Misteri juga bener-bener mesti punya kesabaran seluas samudera! :D

Nah, tetapi perlu diingat juga, nih, kalau wahana fast track ini tentu punya ketentuan minimal tinggi. Jadi pastikan juga Manteman yang bareng keluarga atau teman yang membeli tiket fast track punya tinggi lebih dari minimal di setiap wahananya.

Jika ke Dufan bersama anak yang masih kecil, termasuk balita, kayaknya lebih baik beli tiket yang reguler biasa aja, deh… :D 

Baca Juga: Wahana Ekstrem Dufan


Harga Fast Track Dufan

Berikut harga Fast Track Dufan saat tulisan ini Bubu buat di bulan Oktober 2023, ya. 


Weekday

Rp 300.000,-


Weekend

Rp 375.000,-


Harga ini sesuai yang tertera di website Ancol.  Dan untuk fast track di atas belum termasuk harga tiket Dufan, ya. 

Kalau tiket Dufan reguler di weekday Rp 225.000,- dan tiket di weekend Rp 275.000,-. Jadi misalnya kita ke Dufan saat weekend dan ingin pakai fast track, berarti total tiket yang harus kita bayar sekitar Rp 650.000,- 

Oiya, tiket Dufan ini juga belum termasuk dengan tiket masuk gerbang Ancol untuk orang dan kendaraan, ya.  Untuk harga tiket ini juga bisa jadi berbeda, terutama saat high season. 

Selain di website Ancol, tiket fast track Dufan juga bisa kita beli di Traveloka maupun langsung on the spot di loket depan Dufan, ya. 

Gimana menurut Manteman, kira-kira worth it nggak, sih, beli tiket terusan Dufan yang fast track?

Misalnya sekeluarga berempat @Rp 650.000,- artinya mesti merogoh sekitar Rp 2,6 juta untuk bisa menikmati Dufan dengan fast track! Lumayan juga, yaaaa... :D Tapi tentu aja ada berbagai benefit yang didapat dari hemat waktu sampai hemat tenaga. 


Aturan Memakai Fast Track Dufan

Nah, kalau melihat di website Ancol, pemakaian tiket fast track memang hanya bisa digunakan dalam satu hari. Namun nggak dibatasi bisa main berapa kali dalam satu wahana. 

Sempat, nih, Bubu melihat video FYP yang bercerita tentang pemakai tiket fast track di Dufan. Dengan tiket terusan fast track tersebut, ia dan teman-temannya sampai berkali-kali naik satu wahana terus-terusan. 

Memang, sih, nggak ada aturan bisa berapa kali main, ya. Tapi seenggaknya pengguna tiket fast track ada rasa empatinya juga dengan pengunjung dengan tiket reguler. Apalagi kalau antrian menang lagi padat-padatnya dan pengunjung lagi ramai banget. 

Bisalah naik wahana yang diinginkan satu kali dulu, lalu pindah ke wahana yang lain. Kalau terus-terusan naik wahana yang sama dengan fast track, gimana dengan antrian yang reguler, ya… :’) 

Ada baiknya keliling berpindah dari wahana satu ke wahana lain. Setelah semua wahana yang diinginkan sudah dinaiki, jika ingin mengulang lagi dari wahana yang awal bisa juga, kan. :)

Baca Juga: Dunia Kartun Dufan


Ada nggak, nih, Manteman yang sudah pernah mencoba masuk Dufan dengan tiket fast track? Boleh banget share pengalamanmu di komentar, yaa… ;D 



Bubu Dita

@rumikasjourney


museum-samudera-melaka


Sebelum memulai petualangan ke Melaka, Bubu sempat riset kecil-kecilan kira-kira destinasi mana aja yang mau Bubu datangi. 

Melaka merupakan kota yang nggak terlalu besar di Malaysia. Luasnya hampir setengah kota Jakarta. Meski demikian, Melaka punya banyak banget bangunan bersejarah peninggalan Portugis, Inggris, hingga Belanda. 

Dengan banyaknya situs sejarah yang kemudian menjadi tempat wisata, nggak mengherankan kalau di tahun 2008 Melaka pun didaulat menjadi salah satu Kota Warisan Dunia atau World Heritage oleh UNESCO.

Karena hanya punya waktu dua hari satu malam saja di Melaka, akhirnya Bubu pun harus memilih-milih mana tempat wisata di melaka yang paling ingin Bubu kunjungi.


Museum Unik Berbentuk Kapal

Nah, salah satu destinasi yang paling menarik perhatian Bubu di Melaka adalah Museum Samudera atau bisa juga disebut Museum Maritim ini! 

Gimana nggak tertarik kalau dari bentuk bangunannya aja udah paling beda dari bangunan lainnya. Ya, Museum Samudera yang tepatnya berlokasi di Jalan Merdeka, Banda Hilir, Melaka ini memiliki bentuk kapal dengan ukuran yang besar!

museum-samudera-melaka

Kapal ini merupakan replika dari Kapal Flor de la Mar atau bisa diartikan sebagai Flower of The Sea (Bunga Laut). Flor de la Mar adalah kapal Portugis yang berlayar di Samudera Hindia. 

Pada tahun 1511, kapal ini dikabarkan karam di perairan Sumatera setelah menaklukkan Melaka dengan membawa banyak harta berupa emas dan benda berharga lainnya!

Kini kapal Flor de la Mar seperti hidup kembali dengan adanya Museum Samudera ini. Replika kapal yang dijadikan museum memiliki panjang 36 meter, tinggi 34 meter, dan lebar mencapai 8 meter. 

Museum Samudera termasuk museum lama yang sudah berdiri di Melaka. Museum ini diresmikan pada 13 Juni 1994 oleh Perdana Menteri Malaysia saat itu, Mahathir Mohamad. 

Tidak jauh dari bangunan kapal juga terdapat bangunan berwarna putih yang masih termasuk ke dalam komplek Museum Samudera. Bangunan ini disebut sebagai Museum Samudera II. 

museum-samudera-melaka

Yap, jadi Museum Samudera bukan hanya yang replika Kapal Flor de la Mar aja, ya. Selain Museum Samudera, dan Museum Samudera II, juga ada satu bangunan museum yang berbentuk kapal lainnya yang disebut Museum Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) yang termasuk ke dalam komplek museum ini.

Kita bisa eksplorasi komplek museum dan melihat banyak benda bersejarah di dalamnya. 

Baca Juga: 9 Tempat Wisata di Melaka


Isi Bagian Dalam Museum Samudera

Senang sekali rasanya bisa berada di atas kapal Flor de la Mar, meskipun hanya replika aja, ya. Dari atas kapal, view sekitar perairan Sungai Melaka bisa terlihat jelas. Bubu bahkan bisa juga masuk ke tempat kapten atau nakhoda kapal! 

Saat Bubu datang ke Museum Samudera ini , ada beberapa pengunjung lainnya yang juga ingin masuk ke dalam museum. 

Meski nggak terlalu ramai, tapi lumayanlah ada wisatawan lainnya yang ada di dalam museum. jadi Bubu nggak sendirian banget gitu… :D 

Memang ada saatnya juga ketika di dalam kapal, wah, kok merasa sendiri dan nggak ada pengunjung lain, ya. :D Tapi alhamdulillah, sih, aman-aman aja hehe…

Padahal boleh dibilang suasana di dalam kapal nggak terlalu terang banget. Kebayang kan, dinding museum aja terbuat dari kayu dengan warna teracota. Di dalam kapal juga ada berbagai diorama patung yang menggambarkan kondisi masyarakat Melaka saat masa penjajahan dulu. 

museum-samudera-melaka

museum-samudera-melaka


Ada juga patung Hang Tuah, seorang laksamana yang dianggap sebagai pahlawan Melayu pada masa Kesultanan Melaka di abad ke-15. Nama besarnya bahkan dijadikan nama universitas di Surabaya, bahkan jadi salah satu nama kapal perang Indonesia. 

museum-samudera-melaka


Museum Samudera dibuat dengan tujuan untuk menyebarkan sejarah mengenai pelayaran dan perkapalan di Melayu. Selain itu juga agar seluruh lapisan masyarakat bisa mengetahui seni budaya, sains, dan teknologi maritim. 

Karena itulah banyak sekali hal yang dipamerkan di dalam museum ini termasuk perkembangan kemaritiman saat masa kesultanan, zaman penjajahan Portugis, Belanda, Inggris, hingga Jepang. Cerita tentang perdagangan yang maju pesat di Melaka juga diceritakan di museum ini

Ada banyak lukisan, peta kuno, artefak-artefak, persenjataan, serta berbagai model replika kapal yang ditempatkan secara rapi di dalam museum. 

Kita juga bisa melihat banyak alat-alat di dalam kapal pada masa lampau, seperti lampu kapal, alat komunikasi kapal, pemadam kebakaran di kapal, meter kapal, teropong, dan lainnya. 

museum-samudera-melaka

museum-samudera-melaka

museum-samudera-melaka


Di Museum Samudera II bahkan juga ada Kapal Diana, kapal yang diperkirakan telah karam pada 1817. Kapal Diana kemudian ditemukan pada 1993 di Selat Melaka. Kapal ini berisi berbagai barang antik berupa tembikar perselen Cina berwarna biru dan putih. 

museum-samudera-melaka


Tak hanya soal dunia perkapalan, di Museum Samudera II juga menghadirkan informasi menarik mengenai biota laut. Ya, di dalam museum ini juga terdapat ruang pamer dengan nama Khazanah Marin dan Pantai Malaysia. 

Di tempat ini pengunjung bisa mendapat pengetahuan tentang sejauh mana Malaysia melakukan berbagai program kajian penyu, pemeliharaan terumbu karang, serta program lain dalam menjaga ekosistem laut. 

museum-samudera-melaka


Harga Tiket Masuk

Untuk bisa masuk ke dalam komplek Museum Samudera berikut harga tiketnya, ya:


Turis Lokal

Dewasa: RM 5

Anak-anak: RM 3


Turis Mancanegara

Dewasa: RM 10

Anak-anak: RM 6

Sedangkan untuk usia di bawah 6 tahun masih gratis, ya! :) 

museum-samudera-melaka


Oiya, harga tiket ini bisa untuk masuk ke Museum Samudera (Flor de la Mar), Museum Samudera II, dan Museum TLDM. Lumayan banget, sekali ke sana bisa menjelajah tiga museum sekaligus. Sayangnya waktu itu Bubu nggak sempat masuk ke Museum TLDM karena keterbatasan waktu juga… 

Nah, untuk jam kunjungannya bisa dicek di bawah ini, ya:

Senin-Kamis: 09.00 - 17.00

Jumat-Minggu: 09.00 - 18.30


Baca Juga: Cara ke Melaka dari Kuala Lumpur


Gimana, tertarik juga nggak buat menjelajah Museum Samudera di Melaka??? :D Seru juga, lho punya pengalaman naik ke atas kapal besar dengan banyak benda bersejarah di dalamnya. 



Bubu Dita

@rumikasjourney


tempat-wisata-di-melaka

Bagi Manteman yang suka banget wisata sejarah dan juga kuliner, satu kota di Malaysia ini cocok banget, nih, buat dijelajahi. Yap, kali ini Bubu Dita akan cerita tentang berbagai tempat wisata yang ada di Melaka! :) 

Ada hal unik yang ada di melaka sehingga Bubu memutuskan untuk solo traveling ke sana. Melaka memiliki banyak bangunan bersejarah yang sampai kini masih terjaga.

Pengaruh Portugis, Inggris, Belanda, Melayu, hingga Tiongkok terasa sekali di kota ini. Mulai dari bangunannya hingga makanannya. Selain itu, meski menjadi kota dengan nilai histori tinggi, Melaka juga berkembang layaknya kota pada umumnya. Banyak bangunan modern, mal, juga apartemen di sana. 

Melaka juga jadi tempat wisata kesehatan bagi banyak orang Indonesia, lho. Ada beberapa rumah sakit yang menyediakan paket medical check up dengan harga bersahabat, pelayanan berkualitas, hingga hasilnya yang juga cepat. Kan, makanya nggak heran banyak orang Indonesia yang memeriksa kesehatan sekalian wisata ke kota ini. 

Saat traveling ke Melaka, Bubu sempat mengeksplorasi beberapa tempat wisata yang ada di sana. berikut 9 tempat wisata di Melaka yang juga bisa Manteman jelajahi, ya! 


1. Melaka Red Square

Bisa dibilang Melaka Red Square ini jadi pusatnya tempat wisata di Melaka. Kalau di Indonesia, mirip seperti alun-alun kota gitu. 

Red Square terlihat unik dengan beberapa bangunan merah yang ada di kawasan tersebut. Ada Stadthuys atau balai kota yang kini difungsikan sebagai Museum Sejarah dan Etnografi. Disebelahnya ada bangunan Christ Church atau gereja. Kedua bangunan ini peninggalan masa Belanda.


red-square-tempat-wisata-di-melaka

air-mancur-victoria-tempat-wisata-di-melaka

Di kawasan Red Square juga terdapat Menara Jam Tan Beng Swee peninggalan etnis Tionghoa, dan Air Mancur Victoria peninggalan Inggris. 

Suasana Red Square juga makin meriah dengan banyak penjaja pakaian hingga becak warna-warni yang mencolok mata… :D  


2. Jonker Street

Kalau ke Melaka saat weekend, kita bisa menikmati keseruan di Jonker Street! Jonker Street merupakan pusat kuliner yang ada di melaka. 

Tiap weekend pasti ada banyak penjaja makanan di pinggir jalan. Ada yang halal dan ada juga, ya, yang non-halal. 

Kebetulan pas Bubu ke Melaka juga bertepatan dengan weekend. Selain bisa menikmati banyak jajanan, Bubu juga sempat melihat panggung di mana banyak yang karaoke! :D 

jonker-street-tempat-wisata-di-melaka

Baca Juga: 10 Hal Menarik di Melaka


3. Sungai Melaka

Kurang lengkap rasanya kalau ke Melaka tapi nggak menyusuri Sungai Melaka secara langsung!

Wisatawan bisa berkeliling Melaka dengan menggunakan Melaka River Cruise. Durasi perjalanan sekitar 45 menit. Harga tiketnya untuk dewasa RM 30 dan anak-anak RM 25. Kapal ini beroperasi dari pagi pukul 9 hingga 11 malam. 



sungai-melaka

suangai-melaka-tempat-wisata-di-melaka

Dengan naik Melaka River Cruise ini, kita jadi bisa melihat lebih dekat dengan kehidupan masyarakat Melaka. Ada banyak kafe di pinggir sungai dan banyak juga gambar-gambar mural di sepanjang perjalanan.

Menikmati Sungai Melaka juga bisa dengan duduk santai di kafe tepi sungai. Pas banget bersantai di sore menjelang malam. 


4. Museum Baba Nyonya Heritage

Ini dia salah satu tempat wisata yang baguuusss banget di Melaka. Museum Baba Nyonya heritage ini sebenarnya merupakan rumah yang dulunya dihuni oleh keluarga kaya peranakan Melayu-Tionghoa. 

Di dalamnya kita diajak oleh guide untuk berkeliling setiap ruangan yang ada di dalam rumah dua tingkat ini. Apa saja peralatan dapur yang mereka pakai, bagaimana kondisi ruang tidur serta ruang makannya, semuanya bisa kita lihat.

Tapi sayangnya saat Bubu ke sana pengunjung tidak boleh mendokumentasikan bagian dalam museum. 

museum-baba-nyonya


5. Museum Samudera

Bentuk museumnya unik banget! Ya, Museum Samudera di melaka berbentuk replika Kapal Flor de La Mar, kapal milik Portugis.

Replika kapal yang dijadikan museum ini berukuran panjang 36 meter, tinggi 34 meter, dan lebar 8 meter. 

museum-samudera-melaka

Di dalam museum ini kita bisa melihat berbagai informasi tentang Melaka secara khusus dan Malaysia pada umumnya dalam hal kemaritiman dari zaman penjajahan Portugis, Inggris, Belanda, hingga masa Jepang. 

Selain museum yang berbentuk kapal, ada bangunan bertembok cat putih di dekatnya yang juga menyimpan informasi audio visual tentang dunia maritim.

 

6. Gereja St. Paul

Gereja St Paul di Melaka memiliki nilai sejarah tinggi yang dibangun pada tahun 1521. Menurut catatan sejarah, gereja ini merupakan gereja tertua di Malaysia, bahkan di Asia Tenggara. 

Gereja ini terletak di atas bukit. Meski begitu, untuk mencapai gereja ini mudah saja. Jaraknya hanya 450 meter dari Red Square. 

Di bagian luar gereja terdapat patung Santo Paulus. Bangunan gerejanya sendiri sudah tidak utuh lagi. Bagian atap sudah tidak ada dengan tembok yang telah mengelupas dimana-mana. 


gereja-st-paul-melaka

gereja-tempat-wisata-di-melaka


7. A Famosa

A Famosa merupakan sebuah benteng yang didirikan pada masa Portugis. Saat ini bagian benteng A Famosa yang masih bisa dinikmati oleh wisatawan adalah bagian gerbangnya yang disebut Porta de Santiago.

a-famosa-melaka

Baca Juga: Cara ke Melaka dari Kuala Lumpur


8. Masjid Kampung Keling

Saat di Malaka , Bubu sempat sholat di Masjid Kampung Keling ini. Ternyata masjid ini juga sudah lama banget berdiri, yaitu sejak 1748. 

Masjid Kampung Keling dibangun oleh Muslim India. Arsitektur bangunannya pun juga perpaduan antara arsitektur Melayu, Hindu, Tionghoa, hingga Sumatera. 


masjid-kampung-keling-melaka

Suasana masjid kala itu agak sepi pas Bubu sholat maghrib di sana. Jaraknya pun dekat dengan Jonker Street dan nggak jauh juga dari tempat Bubu menginap saat di Melaka. 


9. Museum Budaya Cheng Ho

Ingin mengenal Cheng Ho lebih dekat? Kita bisa menyambangi Museum Budaya Cheng Ho yang ada di Melaka. 

Cheng Ho, pelaut asal Tiongkok ini juga sempat berlabuh di Melaka. Dulunya Melaka memang sangat ramai sebagai jalur perdagangan. Karena itu banyak pedagang dan pelaut dari Tiongkok yang akhirnya tinggal di kota ini. 

Museum Budaya Cheng Ho memamerkan berbagai benda koleksi Cheng Ho saat berada di Melaka hingga replika berbagai kapal laut.  

Museum ini terletak dekat dengan Jonker Walk. Meski dari luar terlihat biasa saja, ternyata bagian dalamnya luas sekali! Saat masuk ke dalam museum ini pun suasana juga sepi. Di beberapa sudut museum Bubu hanya sendirian aja, jadinya nggak berkeliling terlalu lama juga di museum ini… 😀

museum-budaya-cheng-ho-melaka

cheng-ho-melaka

Baca Juga: Mamee Jonker House Melaka


Sebenarnya selain sembilan tempat wisata yang sudah Bubu sebut di atas, masih banyak lagi, lho, tempat wisata di Melaka. Ada Masjid Selat Melaka yang berada mengapung di atas selat tersebut. Unik banget!

Saat Bubu berjalan-jalan di sekitar A Famosa, di dekatnya juga ada berbagai tempat menarik, seperti Museum Perangko, Museum Arsitektur Malaysia, Museum UMNO, Museum Islam Melaka, hingga replika Istana Kesultanan Melaka. 

Satu lagi tempat wisata di Melaka yang bisa kita sambangi adalah Menara Taming Sari. Menara setinggi 110 meter ini bisa dinaiki. Dari atas menara, kita bisa melihat Kota Melaka 360 derajat! 

Sayang banget pas ke Melaka saat itu Bubu nggak sempat mencoba naik ke menara ini. Next time ke Melaka lagi harus coba naik Menara Taming Sari! :D 

Melaka seru banget buat dijelajahi. Selain banyak wisata sejarah, wisata kuliner dengan cita rasa Tionghoa dan Melayu tentunya patut buat dieksplorasi. Ada yang berminat buat wisata ke kota ini??? :D

Dari Melaka, Bubu jadi banyak dapat inspirasi tentang gimana pemerintah di sana benar-benar melindungi banyak bangunan bersejarah yang kemudian dijadikan museum hingga tempat wisata. 

Berbagai tempat wisata juga berdekatan lokasinya. Hal ini tentu saja memudahkan turis yang ingin mengeksplorasi Melaka dengan berjalan kaki seperti Bubu… :D Kalau ada kesempatan dan waktu Bubu pingin lagi ke Melaka… :) 



Bubu Dita 

@rumikasjourney





Ingin wisata kuliner dan sejarah di Melaka, Malaysia? Yuk, cek di sini gimana cara ke Melaka dari Kuala Lumpur!

Memang, sih, di Melaka ada Bandara Udara International Melaka. Tapi sampai saat Bubu Dita menulis ini belum ada penerbangan langsung dari Jakarta langsung ke Melaka. 

Cek di OTA pun belum ada jadwal pesawat dari Jakarta yang direct ke Melaka. Jadi paling memungkinkan untuk ke Melaka memang naik pesawat dulu menuju Kuala Lumpur. Setelah itu baru lanjut lagi perjalanan darat ke Melaka. 


Ke Melaka Langsung dari KLIA2

Saat solo traveling beberapa tahun lalu ke Melaka, Bubu berangkat pagi dari Soekarno Hatta menuju Kuala Lumpur International Airport (KLIA) dengan Air Asia. 

Setibanya di KLIA2, Bubu langsung menuju Transportation Hub yang ada di Level 1. Di sini ada banyak bis yang melayani berbagai rute di Malaysia, salah satunya ke Melaka. 

Dari KLIA2 ke Melaka, Bubu menggunakan bis Transnasional, ya. 

Sebelum naik bis, Bubu membeli tiketnya langsung di loket. Ada beberapa loket yang melayani pembelian bis Transnasional. Di dekat loket juga banyak disediakan kursi untuk menunggu.



Sebenarnya bisa juga beli tiket via online. Tapi kalau belum punya tiket online beli langsung pun bisa dan tempat duduknya juga masih banyak tersedia. 

Nggak menunggu terlalu lama, bis pun datang dan Bubu langsung naik ke dalamnya. Benar saja, begitu masuk, bis masih kosong dan ketika sudah berangkat dari KLIA2 pun penumpang di dalam bis juga sedikit. 

Bis Transnasional dari KLIA2 Kuala Lumpur ke Melaka yang Bubu naiki terasa nyaman dengan kursi penumpang empuk dan kondisi bis yang juga bersih. Untuk jumlah seat penumpang bisa memuat sekitar 35 orang. 




Jarak antara KLIA2 - Melaka sekitar 135 km. Durasi perjalanan biasanya 2-3 jam melalui jalan tol. Seingat Bubu perjalanan lancar-lancar aja dan nggak kena macet… :D 

Baca Juga: 10 Hal Menarik di Melaka


Jadwal Bis Transnasional dari KLIA dan KLIA2 ke Melaka

Nah, buat Manteman yang udah ada rencana ke Melaka dari Kuala Lumpur, bisa cek di sini jadwal bis Transnasionalnya, ya. Jadwal ini Bubu dapatkan dari website klia2.info.

Oiya, selain dari KLIA2, bis Transnasional ke Melaka juga ada dari KLIA, ya. Jadi tergantung nanti pesawat Manteman mendarat di KLIA atau KLIA2, bis tersebut pasti tersedia. 

Jadwal Bis Transnasional KLIA - Melaka


Jadwal Bis Transnasional KLIA2 - Melaka


Harga Tiket Bis Transnasional 

untuk harga tiket bis Transnasional dari KLIA/KLIA2 ke Melaka dibedakan antara tiket dewasa dan tiket anak-anak. Berikut ini harga tiketnya:


Dewasa: RM 24,10 (sekitar Rp 80 ribu) 

Anak-anak: RM 18,10 (sekitar Rp 60 ribu)


Gimana menurut Manteman, harga tiketnya mahal, pas atau murah??? 

Kalau menurut Bubu dengan durasi perjalanan yang lumayan juga , ya, 2-3 jam dan kondisi bis yang nyaman harga tiket bisnya termasuk pas. Nggak jauh beda sama bis Hiba yang pernah Bubu gunakan dari Soekarno Hatta ke Depok… :) 


Melaka Sentral ke Pusat Wisata Melaka

Dari KLIA atau KLIA2, bis Transnasional akan berhenti di pemberhentian terakhir Melaka Sentral. 

Dari terminal Melaka Sentral ini untuk menuju pusat wisata kuliner hingga sejarah di Melaka harus naik bis lokal lagi. Jaraknya nggak jauh, kok, sekitar 5 km aja. 


Bis lokal yang digunakan adalah bis Panorama dengan nomor 17. Inget, ya, nomor 17! Jangan sampai salah naik… :D

Sebenarnya bis ini memiliki tujuan akhir di Ujong Pasir, tapi bis ini juga melewati kawasan bangunan merah (Stadthuys) yang jadi pusat wisata dan ikon di Melaka.

Tiket bisnya sangat terjangkau, cukup membayar sekitar RM 2 aja atau Rp 6 ribuan! 

Namun bis nomor 17 ini memang nggak selalu ada setiap saat. Kita bahkan bisa menunggu lebih dari satu jam untuk bisa naik bis ini. Saat Bubu naik pun kondisinya penuh sampai ada yang berdiri.

Kalau Manteman mau naik transportasi yang lebih nyaman, ada taksi yang langsung siap mengantarkan ke pusat Melaka. Memang harganya lumayan mahal, bisa mencapai sekitar RM 50! 

Gimana, lebih mending naik bis atau langsung naik taksi aja??? 

Bubu pernah juga ngalamin naik taksi ini tapi dengan tujuan sebaliknya. Dari pusat kota melaka ke Melaka Sentral. Mau nggak mau, kan, karena harus naik pesawat jadi ngejar waktu biar lebih cepat sampai ke Kuala Lumpur lagi. :D 

Baca Juga: Pengalaman Aneh Saat Menginap di Melaka 


Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, ya, untuk Manteman yang mau berkunjung ke Melaka dan masih galau ke sana mau naik apa. 

Perjalanan memang agak panjang karena harus berganti transportasi, tapi kalau dinikmati Insya Allah happy-happy aja, sih… :D 



Bubu Dita 

@rumikasjourney


 






Newer Posts
Older Posts

HELLO!


Hello, There!
Hello, There!

Halo, saya Dita Indrihapsari (Bubu Dita), penulis di blog Rumika's Journey. Blog ini banyak bercerita tentang perjalanan saya sekeluarga ke berbagai tempat asyik dan menarik... Happy Reading!


Find More



Blog Archive

  • ►  2025 (27)
    • ►  April (5)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2024 (116)
    • ►  December (8)
    • ►  November (12)
    • ►  October (10)
    • ►  September (12)
    • ►  August (11)
    • ►  July (10)
    • ►  June (11)
    • ►  May (8)
    • ►  April (5)
    • ►  March (11)
    • ►  February (9)
    • ►  January (9)
  • ▼  2023 (108)
    • ►  December (10)
    • ►  November (8)
    • ▼  October (10)
      • 7 Hal Menarik di Museum MH Thamrin
      • IMuseum IMERI, Museum Kesehatan & Ilmu Kedokteran ...
      • Harga Fast Track Dufan
      • Keliling Museum Samudera di Melaka, Museum Berbent...
      • 9 Tempat Wisata di Melaka
      • Cara ke Melaka dari Kuala Lumpur
      • Serunya Aktivitas Outbound di Taman Budaya Sentul!
      • Koi Teppanyaki, Makan Teppanyaki dengan Chef yang ...
      • Tips Perencanaan Keuangan Bagi Usia Diatas 35 Tahun
      • Alun-Alun Kidul Yogyakarta Saat Malam
    • ►  September (12)
    • ►  August (8)
    • ►  July (12)
    • ►  June (7)
    • ►  May (9)
    • ►  April (6)
    • ►  March (10)
    • ►  February (8)
    • ►  January (8)
  • ►  2022 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
  • ►  2021 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  June (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2020 (7)
    • ►  December (2)
    • ►  September (1)
    • ►  May (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (39)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (5)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (42)
    • ►  November (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (61)
    • ►  December (3)
    • ►  November (4)
    • ►  October (7)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (4)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (9)
    • ►  January (8)
  • ►  2016 (47)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (8)
    • ►  July (2)
    • ►  June (5)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2015 (13)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (6)

recent posts

Sponsor

Community

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia
FOLLOW ME @rumikasjourney

Created with by beautytemplates