SOCIAL MEDIA

Friday, December 31, 2021

Hiatus Lama, Apa Bisa Jadi Working Mom Lagi?

Setelah 2,5 tahun stop kerja kantoran, akhirnya Bubu mulai kembali lagi menjadi working mom. Bener-bener kerja di kantor yang setiap hari pulang-pergi naik kereta Depok-Slipi. Jauh, ya! :D Eh, ndilalah, kok ya baruuuu juga dua bulan mengecap status tersebut, tiba-tiba pandemi datang dan alhasil harus bekerja di rumah lagi. Tantangannya makin berat karena support system berubah tidak seperti sebelumnya. 

Nah, tapi di tulisan ini Bubu lebih akan membahas tentang bagaimana seorang ibu yang sudah lama tidak bekerja kantoran bisa kembali lagi menjadi working mom. Apa saja tantangannya? Dan apa tips supaya bisa bertahan dengan begitu cepatnya perkembangan dunia kerja ini berputar di sisi lain sebagai ibu juga punya kewajiban untuk terus membersamai anak-anak?

Tentunya Bubu bukan expert-expert amat ya soal kerjaan sebagai working mom pun sebagai ibu. :) Masih banyak kurangnya, tapi bisalah ngejalaninnya… Tulisan ini juga hanya berdasar pengalaman semata. Bisa berlaku di Bubu, belum tentu berlaku di kamu… :)


Coba Tonton Romance Is a Bonus Book (Agak SPOILER dikit, ya!)

Bagi penggemar drakor, mungkin drakor yang satu ini sudah nggak asing lagi. Romance is A Bonus Book dibintangi oleh Lee Jong Suk dan Lee Na Young. Di IMDB skor-nya 8, lho! Ber-setting di kantor penerbitan buku, Lee Jong Suk berperan sebagai Cha Eun Ho, seorang editor buku kawakan dan populer juga sebagai penulis buku.

Sedangkan Lee Na Yong berperan sebagai Kang Dan-i, teman masa kecil Eun Ho yang bercerai dengan suaminya dan memiliki seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Kisah romansa Eun Ho dan Dan-i dimana Dan-i lebih tua ini memang bisa bikin senyum-senyum sendiri. :)


Namun selain kisah romansa dan pertemanan, ada satu hal di cerita Romance Is A Bonus Book yang bisa jadi inspirasi untuk ibu-ibu yang sudah lama tidak bekerja kantoran dan kembali ingin berkarya dengan bekerja lagi. 

Diceritakan di serial ini, Dan-i langsung resign begitu menikah dan memiliki anak. Padahal kariernya cukup cemerlang sebagai seorang penulis. Tujuh tahun berselang, Dan-i bercerai setelah mengetahui suaminya berselingkuh. Di titik terendahnya, Dan-i berusaha untuk bekerja kembali. Namun tujuh tahun tidak bekerja sama sekali ternyata menjadi batu sandungan yang cukup berat. Dan-i dianggap tidak lagi kompeten, tertinggal, dan akhirnya sulit mendapat pekerjaan. 

Apa yang dirasakan Dan-i tentu juga pernah Bubu rasakan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa lagi bekerja dan tertinggal dengan yang lain. Dunia memang secepat itu berubah, kan? 

Tapi Dan-i bukan karakter yang mudah menyerah. Sampai akhirnya ia mendapat informasi tentang lowongan pekerjaan yang tidak membutuhkan spesialisasi dan tidak melihat latar belakang. Dan-i pun mengubah CV-nya, ia tidak lagi mencantumkan diri sebagai lulusan universitas ternama, serta melepas background pekerjaannya terdahulu. Dan-i menganggap dirinya bukan apa-apa agar bisa diterima kerja. 

Baca Juga: Mengatasi Stress Saat Harus #DiRumahAja

Persis 100% apa yang dialami Dan-i ini juga pernah Bubu rasakan. Meski selama 2,5 tahun hiatus itu Bubu masih berganti-ganti menjadi freelancer di berbagai perusahaan, namun rasa ingin mendapat pekerjaan tetap yang sesuai dengan kemampuan Bubu tampaknya masih berbalut kabut. 

Dulu sampai-sampai Bubu melihat lowongan pekerjaan dengan spesifikasi bukan lulusan S-1, Bubu melihat yang mencari lulusan SMA. Bubu juga jadi berpikir untuk bekerja apa saja tanpa melihat spesialisasi. Sempat berpikir jadi petugas administrasi atau pelayan toko. Tentu bukan mengkerdilkan pekerjaan tertentu, namun Bubu melihat peluang pilihan pekerjaan yang tanpa tuntutan tinggi dalam spesifikasinya yang kemungkinan besar bisa Bubu kerjakan….

Apakah wajar memiliki perasaan seperti itu? Wajar! Ketika manusia merasa “kepepet” dan ingin mendapat sesuatu, apapun, ya apapun pasti akan diusahakan, kan. Termasuk dalam mencari pekerjaan. Tidak ada bedanya Dan-i dan Bubu (glowing-nya beda, Buuuu :D).

Baca Juga: Memaknai Kembali Arti Kehidupan di Telisik Budaya Bogor

Setelah Dan-i melamar pekerjaan tanpa spesifikasi itu, barulah ia diterima! Singkat cerita, meskipun di pekerjaannya, ia membantu membuat minuman, memfotokopi, menyiapkan ruang rapat, namun Dan-i tetap lho gak menyerah. Ia menampilkan sisi terbaiknya, bahkan saat ada kesempatan menunjukkan kemampuannya, ia tanpa ragu berusaha untuk hal itu. 

Bagaimana dengan Bubu??? Alhamdulillah yaaa Allah Maha baik. Setelah 2,5 tahun tidak bekerja kantoran, Bubu mendapat pekerjaan lagi dari tangan seorang teman yang baik. Ihiiik, terharu aku tuuuh. Dan kini Bubu masih bertahan bekerja selama 2 tahun. Alhamdulillah bisa berkontribusi untuk kantor dan masyarakat, eeeaaaa…. :D

Bersama dokter anak ngehits yg udah aku ikutin dari duluuuu... :)

Tetiba jadi MC :)

Bersama dokter gizinya para artiiiis, termasuk Sultan Andara... :)


Oiya, aku punya fakta seru lagi kalau pemeran Kang Dan-i alias Lee Na Young (yang juga adalah istrinya Won Bin :D) ini ternyataaaa juga hiatus dari perdramaan selama 9 tahun! Lama bangeeeeeet…. Jadi Romance Is A Bonus Book ini adalah comeback-nya setelah sekian lama gak main drakor. Mantaps, ya! Mungkin karena ide ceritanya mirip dengan apa yang dia alami akhirnya dia mengambil peran ini dan memang bagusss sih mainnya di sini. 


Tantangannya Memang Berat, Tapi Pasti Bisa Terlewat! (If U Have a Good Support System Tentunyaaaa…)

Tidak mudah, sama sekali tidak mudah untuk bekerja kantoran kembali setelah lama tidak menjalaninya. Mulai dari adaptasi kebiasaan baru, termasuk manajemen waktu. 

Bagaimana Dan-i bisa dengan mudah tidak terkendala ketika mulai bekerja kembali? Sebagai single mother seharusnya dia lebih kayak roller coaster, tapi karena anak Dan-i sekolah di asrama di Filipina, jadilah Dan-i punya cukup keleluasaan waktu. Ia tidak butuh lagi support system untuk membantu menjaga anaknya. (Eh, tapi pas aku nonton ini agak bertanya-tanya juga, sih, anak-nya masih bisa dibilang kecil tapi sudah masuk asrama dan sepertinya gak ada masalah gitu, ya).

Baca Juga: Apa Rasanya Traveling Sendiri, Tanpa Suami dan Anak?

Coba mungkin ada Buibu yang sudah pernah nonton bisa kasih penjelasan ke Bubu gak soal anaknya yang tinggal di asrama. Takutnya ada yang terlewat dari Bubu.

Ketika suami bekerja, Buibu ingin kembali bekerja dan ada anak, mau tidak mau memang perlu support system ya. Support system bisa jadi keluarga sendiri, daycare atau pengasuh anak. Bagaimana jika tidak ada??? Suliiiiiit! Kecuali kamu bekerja dari rumah dengan pekerjaan yang waktunya bisa fleksibel. 

Ceritanya lagi live... :)


Tips Untuk Buibu yang Ingin Bekerja Kantoran Lagi

Tips ala-ala Bubu ini siapa tahu bisa membantu  membuka pikiran Buibu semua yang ingin kembali berkarier di kantor. 

- Tentukan dulu apa goal kamu untuk kembali bekerja. Apakah untuk menambah penghasilan rumah tangga, apakah untuk eksistensi diri atau untuk alasan apa. Apapun alasannya tetap pastikan support system dapat dipercaya untuk meng-handle pekerjaan rumah yang tidak bisa dilakukan sendiri. 

- Merasa sulit mendapat pekerjaan setelah mencoba berkali-kali??? Coba cek teman-teman dan jejaringmu. Bertanyalah apakah ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Segera perbaiki CV, update LinkedIn atau social media juga agar ;ebih banyak orang yang tahu kalau Buibu ingin bekerja kembali. Siapa tahu rezeki pekerjaanmu ada di pintu teman atau kenalan.

- Bisa jadi saat bekerja di kantor baru usia karyawannya tidak seusiamu, ya, Bu. Bukan lebih tua, tapi lebih muda, jauuuuuh lebih muda :D Bubu sampai mau keselek begitu tau teman kantor ada yang fresh graduate banget dan beda belasan tahun sama Bubu! :D Hal itu tentu bukan masalah, malah Bubu berasa jadi lebih muda ahahaha… Jadi tipsnya ya gak ada sih untuk poin ini. Ahahahahaa :D 

- Eh, ada deh sebetulnya. Bisa jadi nanti atasanmu akan berusia jauh lebih muda. Apakah kamu siap? Kalau Bubu tidak masalah karena usia hanyalah usia. Kemampuan tidak ditentukan oleh usia. Lebih muda bukan berarti tidak lebih baik dan lebih kompeten. Mindset seperti ini, nih, yang harus dipegang, ya. Kamu punya kemampuan luar biasa, tapi masih banyak yang punya kemampuan yang lebih luaaaaar biasa lagi daripada kamu. :)

- Adaptasi dengan segala perubahan itu penting banget. Ilmu pun selalu berkembang. Jangan tutup diri, selalu terbuka untuk ilmu-ilmu baru. Walau mungkin butuh waktu lama untuk mempelajarinya, seenggaknya ada yang dipahami sedikit. :D Kalau ada kesempatan waktu dan biaya untuk ambil online course, ambiiiil. Semangat terus belajar walau usia sudah berkepala-kepala. Sekali lagi, jangan merasa insekyur sama usia... :') 

- Bekerja memang seru, ya! Tapi tetap ingatlah ada anak-anak yang selalu menunggu kamu pulang dan pingin peluk serta main sama kamu. Uhuhuhu…. 


Mamam malam akhir tahun... :)

Setelah cooking class donat. :)


Dalam tulisan ini Bubu pun ingin berterima kasih sekali ke atasan Bubu yang sudah percaya kalau seorang ibu yang sudah tidak muda lagi, dan sudah berhenti bekerja cukup lama masih bisa diperhitungkan untuk bekerja di perusahaan Bubu saat ini. Terima kasih untuk kesempatan yang sudah diberikan. :’) 

Terima kasih untuk para atasan, para HRD di luar sana yang tidak memandang usia sebagai suatu penghalang saat menerima karyawan baru. Tidak memandang ibu dan perempuan sebagai batasan dalam merekrut. Kesempatan yang kalian berikan sungguh-sungguh berarti. Bukan hanya untuk para ibu dan perempuan tapi juga untuk generasi selanjutnya. 

Dengan bekerja, Bubu bisa kembali membantu finansial keluarga. Dana Pendidikan dan Dana Pensiun kembali tertata dengan baik setiap bulannya :’) 


Love,

Bubu Dita 


Wednesday, December 29, 2021

Kolam Ikan Koi, Salah Satu Atraksi Menarik Saat Staycation di Hotel The 101 Bogor Suryakancana


Jalan Suryakencana Bogor jadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang sedang melancong ke Bogor. Saya pun punya kenangan indah bersama Mama dan Papa saat masih ada dan berjalan-jalan di sepanjang jalan ini kemudian mampir ke sebuah kedai makanan. Ada menu soto kuning yang saya nikmati saat itu. Mama pun juga membeli lumpia basah, makanan yang sangat disukai Boo dan Mika. 

Ingin mengulang kenangan itu, saya pun rasanya sudah sejak lama ingin menghabiskan waktu lebih lama di Jalan Suryakencana dengan menginap di Hotel The 101 Bogor Suryakancana. Tidak sulit menemukan hotel ini karena hanya bangunan hotel inilah yang menjulang tinggi di sepanjang Jalan Suryakencana. 

Bak gayung bersambut, ada promo hotel ini dari Obral Voucher Hotel yang jadi langganan Bubu untuk mendapat voucher hotel dengan harga jauh lebih murah daripada di OTA. Untuk kamar Executive Suite dengan city view (plus mountain view juga!) di OTA bisa kena 1,4 - 1,8 juta. Bubu dapat harga hanya setengahnya dari 1,4-an itu, lho! Gimana gak seneng, kan, ya? :D Dapat kamar tipe paling bagus tapi cuma bayar kayak kamar tipe biasa, sudah sekalian dapat breakfast pun! :D

Jadi rajin-rajinlah pantengin berbagai promo ya Buibu Pakbapak kalau mau dapat voucher hotel yang harganya miring… :) Dan asyiknya masa berlalu voucher pun lama, bisa sampai satu tahun. Mau dipakai kapan aja sampai batas waktu bisa banget, asalkan tetap menghubungi pihak hotel paling tidak seminggu sebelum tanggal menginap, ya. 


Disambut Kolam Ikan Koi di Hotel The 101 Bogor Suryakancana

Untuk sampai ke Hotel The 101 Bogor Suryakancana ada dua jalan yang bisa dilalui, yaitu tentu saja Jalan Suryakencana (hotel bagian depan) dan Jalan … (hotel bagian belakang). Karena saat weekend dan Bubu takutnya jalan Suryakencana yang satu arah itu macet, akhirnya kami memutuskan untuk masuk melalui pintu belakang yang langsung mengarah ke parkiran. Namun tetap dari pintu masuk itu tetap ke arah lobby untuk pengecekan suhu dan aplikasi Peduli Lindungi.

Langsunglah mata Boo dan Mika sumringah ketika melihat kolam ikan koi yang cukup besar di depan hotel. Ya, sebelum masuk ke dalam lobby hotel, para tamu akan disambut banyaknya ikan koi di kolam ini. Mungkin ada ratusan ikan, ya. Dan ikannya besar-besar sekali. Wah, kebayang kan betapa girangnya anak-anak melihatnya. :)



Hanya sehari semalam kami menginap di sini tapi Boo dan Mika sampai berkali-kali bermain di sekitar kolam ikan koi ini. Bahkan mereka juga memberi makan ikan koi. Yap, cukup tanya ke petugas di dekat kolam saja di mana bisa mengambil makanan ikan dan tentunya tanpa biaya. Jadi menurut Bubu, kolam ikan koi ini jadi atraksi paling menarik kalau Buibu Pakbapak menginap dengan anak-anak. 

Bukan hanya anak-anak yang senang, sih. Kolam ikan koi ini pun bisa jadi sarana refreshing buat kita… :D

Tak hanya kolam ikan koi, pergola dengan tanaman rambatnya juga membuat suasana bagian depan hotel semakin tambah adem dan asri. Duh, beneran jadi kepingin punya tanaman rambat seperti ini juga di rumah jadinya, kan… :D

Begitu memasuki lobby hotel, suasana art deco yang kental pun begitu terasa. Setiap sudutnya boleh dibilang instagramable! Puas banget kalau Buibu Pakbapak yang rajin posting di social media, hotel yang satu ini menawarkan banyak spotnya. 

Fasilitas yang menarik di hotel ini apalagi kalau bukan kolam renang! Tentu wajib banget dicoba saat menginap di sini. Meski tidak terlalu besar tapi cukup nyaman dengan beberapa tempat duduk berpayungnya. 



Pas anak-anak dan Yaya Indro mau berenang, eh ndilalah kok ya hujan. Kayaknya memang kurang afdol ya kalau main ke Bogor tapi gak hujan seharian, hehehe… Walaupun hujan, berenang tetap jalan teruuuus… 

Di dekat kolam renang juga ada semacam common space gitu untuk tamu hotel. Ada permainan fussbal atau sekedar duduk-duduk sambil nunggu yang berenang juga bisa. 


Kamar  Executive Suite The 101 Bogor yang “Terlalu” Besar

Begitu sampai di depan pintu kamar dan membukanya, Bubu langsung takjub, sih. Asli segede itu kamar Executive Suite-nya!!! Bahkan Yaya Indro kamar ini terlalu besar dan terlalu lowong. Mungkin jika menginap dengan menambah extra bed, akan lebih terasa passs ruangan kamarnya. 

Hal yang ikonik dari Hotel The 101 Bogor Suryakancana adalah balkonnya. Ya, sepertinya setiap tipe kamar ada balkonnya. Kamar suite bahkan memiliki dua buah balkon. Satu balkon tanpa meja dan kursi teras, dan balkon lainnya dilengkapi kursi dan meja teras.

Bertempat di lantai tertinggi yaitu lantai delapan, view-nya beneran ciamik banget! View kota Bogor sejauh mata memandang dengan di sebelah kanan view pegunungan. Double view gini keren banget, kan!




Oiya, kamar Executive Suite ini juga dilengkapi dengan bathtub, ya. Di kamar juga ada meja, sofa, serta meja kerja. Nah, sayangnya untuk meja kerjanya agak mentok di kaki, nih. Rasanya akan pas jika mejanya lebih tinggi sedikit. :)

Saat menginap di sana, kami juga memutuskan untuk tidak breakfast di restoran hotel. Ketika baru check in pihak hotel menjelaskan jika tamu bisa breakfast di kamar. Tamu bisa memilih American Breakfast atau Indonesia Breakfast. Karena untuk dua pax, Bubu pun memesan keduanya. Tentu dibuat porsian sehingga tidak seperti prasmanan yang kita bisa bebas ambil, ya. 

Dan betul saja, porsi breakfast di kamar memang tidak banyak, tapi cukuplah kalau buat Bubu… :D Dengan meja besar di dalam kamar juga memudahkan Bubu untuk menaruh sarapan yang telah diantar. 


Aktivitas Saat Menginap di The 101 Bogor Suryakancana

Seperti yang sudah Bubu ceritakan sebelumnya di awal, Bubu ingin bernostalgia kembali dengan menjelajahi Jalan Suryakencana. Saat sore hari Bubu, Boo, dan Mika berjalan-jalan santai di sana. Kami menunggu hujan reda sebelum mulai jalan-jalan. 

Jalan ini mengingatkan Bubu dengan suasana Jalan Braga di Bandung. Yang pasti gak boleh ketinggalan untuk kulineran kalau sedang ada di Suryakencana! Kami membeli soto kuning khas Bogor dan juga bubur kacang hijau. Karena ramai di tempat makan, kami pun memutuskan untuk makan di kamar saja. 

Over all, pengalaman menginap di The 101 Bogor Suryakancana ini menyenangkan! Terutama dengan adanya kolam ikan koi yang jadi magnet untuk anak-anak. Tapi yang masih agak mengganjal sebenarnya di Bubu adalah, kenapa nama hotelnya Suryakancana, ya, tapi untuk nama jalannya sering disebut Suryakencana??? Ada yang tau??? :D



THE 101 BOGOR SURYAKANCANA

Jl. Suryakencana No.179-181, RT.2/RW.1, 

Babakan Ps., Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor,

 Jawa Barat 16123 

(0251) 7565101

Friday, December 24, 2021

Pengalaman Mika Sunat di Safute Robot (Safubot). Apa Bedanya dengan Sunat di Tempat Lain?

Senangnyaaaaa! Akhirnya dua anak Bubu sudah disunat! Tentu ada perasaan lega, ya. Salah satu kewajiban Bubu dan Yaya untuk mengkhitankan anak-anak alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar.

Untuk sunat adik Mika, Bubu dan Yaya sepakat untuk melakukannya di Safute Robot atau lebih dikenal dnegan sebutan Safubot. Di Depok, Safubot terletak di Ruko Saladin Square, Jalan Margonda Raya. Selain di Depok, Safubot ternyata juga sudah ada yg di berbagai tempat, seperti Rawamangun, Jatibening, BSD Serpong, Bekasi, Bintaro, Kemang JakSel, Green Lake JakBar, Cibubur, serta sudah ada juga di Bandung dan Jogjakarta. Wah, udah banyak banget, ya. Jadi makin berasa yakin untuk menyunatkan Mika di tempat ini.


Kenapa Pilih Sunat di Safubot?

Awalnya ngeh dengan Safubot itu saat melihat postingan Mba Tia, teman Bubu yang anaknya satu sekolah dengan Boo. Dari situlah langsung cari tau tentang Safubot.

Selain lokasi jaraknya yang dekat sebagai bahan pertimbangan utama, ternyata Boo dan Mika pun malah lebih tahu duluan soal Safubot dibanding Bubu dan Yaya.

Iklan Safubot ternyata sering berseliweran di YouTube!  Jadilah mereka berdua sudah mengenal bentuk robot-robot yang mempromosikan sunat Safubot. 



Nah, ini dia yang bikin tempat sunat Safubot makin menarik. Mereka membuat karakter berupa robot canggih. Diceritakan robot-robot itu melawan si Monster Pisang!  Coba deh Buibu Pakbapak main ke website Safubot. 

Bubu akui branding-nya Safubot berhasil banget! Jadi makin percaya kalau buat "jualan" itu story dan branding pun juga mesti kuat juga. Biar apa? Biar pertama orang tertarik, setelah tertarik cus deh langsung closing :D Apalagi kalau target market anak-anak dan orang tua, ya. Hal yang menarik buat anak bisa membuat anak jadi pingin, alhasil bilang ke orang tua dan pada akhirnya karena katanya sayang anak, keinginannya dituruti… :D Mika juga pingin sunat di sini katanya biar bisa punya topinya... :D

Saat hari sunat tiba, jadi semakin merasa gak salah pilih tempat karena begitu sampai ke tempat sunat di Depok, tempatnya nyaman. Berlokasi di ruko dua lantai, lantai satu terdapat meja administrasi dan ruang tunggu. Dilengkapi juga dengan mainan anak serta gambar ilustrasi robot-robot. Meski dari luar terlihat kecil dan sempit, ternyata saat berada di dalamnya cukup luas juga. 



Beranjak ke lantai dua, di sinilah tempat eksekusinya! :D Kalau yang Bubu perhatikan, hanya ada dua ruang untuk sunat.

Saat sampai di lantai dua ini, Mika disambut oleh boneka robot yang gede bangeeeettt! Lebih gede dari Yaya Indro :D Baru setelah foto-foto dan menunggu, kami dipersilakan masuk ke ruangan sunat. Semua dinding berlapis cat putih, jadi menambah kesan luas dan terang tempat ini. 

Ruang sunatnya pun terasa lega. Yang sunat hanya Mika seorang, yang menemaninya di dalam ruangan sampai lima orang, belum termasuk dokter dan asistennya. Tapi asli gak terlalu kerasa sempit gitu. Di dalam ruangan juga terdapat gambar-gambar robot dan juga bonekanya. Nah, ini dia yang jadi teman Mika selama disunat. Mika minta diambilkan boneka dan dipeluknya lah boneka itu. :’) 


Metode Sunat di Safubot

Kalau ngomongin metode sunat, sunat sekarang kayaknya memang sudah ngikutin teknologi ya. Lebih canggih dan alhasil juga lebih cepat sembuh. Dari info yang Bubu baca di website Safubot, metode sunat di tempat ini menggunakan High Tech Safute Vessel Sealer. 

Teknologi ini katanya sudah digunakan oleh dokter-dokter di rumah sakit terkemuka untuk memastikan jaringan ter-seal dengan kuat sehingga dapat meminimalkan risiko pendarahan, peradangan, serta infeksi. 

Dan berikut ini penjelasan dari metode yang digunakan menurut konfirmasi di WhatsApp, ya. 

“Untuk postur tubuh kurus atau sedang  serta tidak gemuk, layanan kami menggunakan metode Bipolar Pen Sealer. Dengan metode tersebut luka potongannya langsung menyatu sendiri tanpa perlu dijahit, diperban dan tanpa terpasang alat seperti tabung atau klamp pada umumnya. Setelah sunat tinggal menunggu proses pengeringan lukanya saja dan tidak perlu kontrol lagi Ayah Bunda.” 

Saat Kakak Boo sunat 2 tahun lalu, kami memakai metode klamp. Nah, bedanya, metode di Safubot ini sama sekali tidak memakai alat setelah operasi seperti klamp. Selesai sunat, Mika tinggal memakai celana batok dan setelah itu sudah bisa berjalan lancar. 

Apakah tidak sakit? Ya, mana ada sik dioperasi gak sakit! :D Sebelum disunat pasti, kan, disuntik dulu, ya. Nah, disuntik inilah yang bikin Mika heboh teriak. Cukur rambut aja masih heboh apalagi penisnya disuntik, kan! :D 

Namun saat dioperasi, Mika sudah tidak seheboh saat disuntik. Artinya anastesi lokalnya bisa bekerja dengan baik. Bubu, Tante Indri, dan Tante Dini siap sedia memegangi Mika. Kami berusaha supaya tangan Mika tidak kemana-mana sehingga bisa mengganggu proses operasinya. 

Setelah selesai juga hasilnya rapi dan bagus. Bubu diberi penjelasan tentang perawatan pasca operasi sunatnya. Apa saja:

- Selama 6 jam kedepan tidak boleh kena air. Jika pipis, semprotkan cairan antiseptik yang diberikan ke penisnya. 

- Setelah 6 jam, boleh terkena air, boleh mandi dan terkena sabun bilasan.

- Setelah mandi beri betadine di bagian ring yang dioperasi, beri salep di bagian batang. Dan saat pagi beri tetesan obat di bagian kepala penis.

- Minum obat antibiotik sampai habis 3x1.

- Minum obat pereda nyeri 3x1 (tidak sampai habis, kalau tidak nyeri lagi boleh tidak diminum lagi).

Karena tidak memakai klamp atau tabung, jadi tidak perlu datang kontrol ke dokter lagi. Kontrol dilakukan H+3, H+7, H+10 melalui telemedicine alias via WhatsApp aja. Mika baru kontrol H+3 dan menurut dokter hasilnya bagus. Mika tidak merasa sakit, hanya nyes nyes aja pas diberi betadine dan salepnya. Menurut dokter hal itu wajar karena sensitivitas penisnya. Selebihnya Mika sudah bisa aktivitas normal lagi setelah sunat. :) Oiya, juga sudah tidak perlu lagi memakai celana batok. Tapi Mika tetap memakainya sampai hari kelima…. :)

 

Harga Sunat di Safubot 

Penasaran dengan kisaran harga sunat di Safubot?  Ini untuk biayanya, ya:

Biaya Sunat Anak Reguler (Usia 0 sd 12 th) Rp. 2.750.000

Sudah mendapatkan :

- Obat minum lengkap

- Obat pain killer tambahan di hari pertama

- Celana sunat 2 pcs

- Spray Safubot (untuk Perawatan dan kebersihan)

- Kassa + betadine

- Tas Goodybag

- Sertifikat Sunat Safubot

- Kaos Safubot, Stiker Safubot, Pin Safubot, dan Topi Safubot

- Kontrol didampingi langsung oleh Dokter via WA sampai sembuh.


Biaya Sunat Anak VIP (Usia 0 sd 12 th) Rp. 3.450.000

Sudah mendapatkan :

- Obat minum lengkap

- Obat pain killer tambahan 2 pcs

- Celana sunat 3 pcs

- Spray Safubot 2 botol (untuk Perawatan dan kebersihan)

- Safubot Oil (Mempercepat penyembuhan luka)

- Kassa + betadine

- Tas Goodybag

- Double Waistbag VIP / Double Kaos Safubot

- Sertifikat VIP Sunat Safubot

- Stiker Safubot, Pin Safubot, dan Topi Safubot

- Kontrol didampingi langsung oleh Dokter via WA sampai sembuh.


Biaya Sunat Anak Gemuk (Usia 0 sd 12 th) Rp. 3.500.000

Sudah mendapatkan:

- Obat minum lengkap

- Obat pain killer tambahan di hari pertama

- Celana sunat 2 pcs

- Spray Safubot (untuk Perawatan dan kebersihan)

- Kassa + betadine

- Tas Goodybag

- Sertifikat Sunat Safubot

- Kaos Safubot, Stiker Safubot, Pin Safubot, dan Topi Safubot

- Kontrol didampingi langsung oleh Dokter via WA sampai sembuh.


Biaya Sunat Anak Gemuk VIP (Usia 0 sd 12 th)  Rp. 4.000.000

Sudah mendapatkan:

- Obat minum lengkap

- Obat pain killer tambahan 2 pcs

- Celana sunat 3 pcs

- Bebas memilih ruang tindakan dan souvenir

- Spray Safubot 2 botol (untuk Perawatan dan kebersihan)

- Kassa + betadine

- Tas Goodybag

- Tas Waistbag Safubot VIP

- Boneka Safubot VIP

- Sertifikat VIP sunat Safubot

- Kaos Safubot, Stiker Safubot, Pin Safubot, dan Topi Safubot

- Kontrol didampingi langsung oleh Dokter via WA sampai sembuh.

*Harga bulan Desember 2021


Untuk berat termasuk kategori gemuk atau tidak dan kondisi anak dengan autisme bisa ditanyakan langsung ke Safubot, ya. Alamat lengkap, lokasi, sampai nomor WA ada lengkap di website-nya.

Gimana menurut Buibu Pakbapak, apakah harganya murah, terjangkau atau mahal? Harga memang relatif, ya. Sunat anak bukan hal yang tiba-tiba, kecuali ada hal medis yang memang perlu tindakan segera.  Jika ingin menyunatkan anak bisa dipersiapkan dulu  beberapa bulan atau setahun kebelakang soal biayanya.

Dan yang paling penting juga persiapkan mental anak untuk disunat serta kita sebagai orangtua juga perlu siap mental, lho. Apakah anak siap, apakah Buibu dan Pakbapak juga sudah siap? Siap untuk merawat setelah proses sunatnya? Siap menerima kenyataan kalau ternyata anak-anak udah besar??? :D


-Bubu Dita-

*Gimana ceritanya sampai Mika siap disunat? Tentu saja ada iming-imingnya juga! Apa itu? KOLAM KURA-KURA buat kura-kura kesayangannya, Kimi, Kumu, Buchi, dan Buchu :)