Memori yang Sulit Dilupakan di Museum Omahku Memoriku

by - March 09, 2023

museum-omahku-memoriku

Dahsyatnya letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 menjadi duka mendalam bagi masyarakat di sekitar Merapi dan Yogyakarta. 

Sebanyak 353 orang dikabarkan meninggal, termasuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan. Ribuan orang pun turut mengungsi. 

Efek yang ditimbulkan erupsi saat itu sangatlah besar. Bayangkan saja, menurut ahli, letusan yang terjadi hampir 13 tahun lalu tersebut dikatakan mirip dengan letusan besar yang tercatat pernah terjadi tahun 1872.

Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menghasilkan letusan setinggi 10 kilometer dari puncak. Awan panasnya bahkan menuju 15 kilometer ke arah tenggara (Kali Gendol). 

Nah, makanya tidak mengherankan dengan letusan tersebut, dampak yang ditimbulkan juga besar banget. 

Rentetan gempa juga terus terjadi hingga di bulan November 2010. 

Kenangan sedih tentang gempa itu kini terukir di Museum Omahku Memoriku. 

Meski untuk warga sekitar yang terdampak erupsi, memori tersebut sulit dilupakan, namun hal itu bisa jadi pengingat dan pembelajaran bagi semua untuk selalu waspada akan adanya bencana. 


Rumah yang Jadi Saksi Bisu

Museum Omahku Memoriku terletak di Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. 

Bubu mengikuti Lava Tour Merapi yang mempunya beberapa destinasi sekitaran Gunung Merapi dan salah satunya adalah museum ini. 

Baca Juga: Lava Tour Merapi

Seperti namanya Omah yang berarti rumah, Museum Omahku Memoriku menempati rumah dengan bangunan yang masih berdiri, tapi sudah hancur di beberapa bagiannya akibat gempa saat itu. 

Begitu mulai memasuki area museum ini, rasa kelu, sedih, bercampur jadi satu. Bubu sekeluarga melihat adanya tulang belulang sapi yang direkontruksi sehingga bisa berdiri dan “menyambut” tamu yang datang. 

Tak hanya itu, “bangkai” kendaraan motor juga ada di bagian depan museum. Langsung terpikir dalam hati, “Aduh, bagian luarnya saja sudah seperti ini, gimana di bagian dalamnya, ya.”

Betul saja, bagian dalam museum ternyata juga menyimpan banyak alat-alat rumah tangga yang menjadi saksi bisu dahsyatnya erupsi kala itu. 

Dari kasur, lemari, meja, kursi, alat makan, alat masak yang terkena panas semuanya ada. Bahkan ada satu set alat musik gamelan yang juga hangus terkena dampak erupsi dipamerkan di dalam museum ini. 

museum-omahku-memoriku-yogyakarta

museum-omahku-memoriku

Satu benda yang membuat Bubu makin terenyuh saat berada di sini adalah jam dinding yang memperlihatkan waktu terjadinya erupsi. Jam ini menunjukan waktu dini hari, tepat terjadi erupsi di tanggal 5 November 2010. 

Erupsi di bulan November ini juga besar hingga menewaskan sekitar 242 orang. 

museum-omahku-memoriku-jam

Selain Museum Omahku Memoriku, di dekatnya juga terdapat Museum Sisa Hartaku. 

Kedua museum ini memang mirip karena sama-sama menampilkan benda-benda yang hangus terkena efek panasnya erupsi. Meskipun sama dan berdekatan, tapi kedua museum ini adalah museum yang berbeda, ya, Manteman. 


Dokumentasi di Dinding yang Rapuh

Oiya, tak hanya menampilkan benda-benda yang menjadi saksi erupsi Merapi, di Museum Omahku Memoriku juga terdapat banyak sekali foto dokumentasi.

Foto-foto dokumentasi tersebut memperlihatkan bagaimana Merapi sebelum, saat, dan pasca terjadinya bencana. 

Driver jeep Lava Tour Merapi yang mengantarkan kami juga turut menjadi tour guide di museum ini. Pak Tri menerangkan bagaimana gempa itu terjadi, perubahan bentuk Merapi dari waktu ke waktu, evakuasi yang dilakukan, dan lainnya.

museum-omahku-memoriku-dokumentasi

museum-omahku-memoriku-foto-merapi

Kebetulan Pak Tri ini juga warga lokal di salah satu desa terdampak dan menjadi salah satu korban erupsi yang harus mengungsi. Duh, sedih banget pas dengar cerita Pak Tri… 

Melihat isi dari Museum Omahku Memoriku sebenarnya bukan hal baru bagi anak-anak. Beberapa tahun lalu kami juga pernah menyambangi Museum Gunung Merapi. Di sana pun banyak terdapat benda-benda yang hangus akibat erupsi. 

Baca Juga: Museum Gunung Merapi

Namun saat berada di Museum Omahku Memoriku ini pengalamannya pasti berbeda. Terutama karena bentuk bangunan fisik Museum Omahku Memoriku yang berupa rumah warga yang terkena panasnya awan dan material vulkanik. Hal ini membuat kita seperti bisa sedikit merasakan kejadian pada saat itu. 

museum-omahku-memoriku-lava-boom

Di satu sisi, Bubu pun salut dengan warga desa yang membangun museum ini sehingga bisa menjadi tempat wisata edukatif. Selain itu, museum ini juga memiliki toko souvenir dan tempat ngopi yang bisa menjadi tambahan pemasukan bagi warga.

Jika Manteman ingin berlibur ke Yogyakarta, Bubu menyarankan sekali untuk mengikuti Lava Tour Merapi dan singgah ke museum ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dan menjadi bahan renungan kita semua...


Bubu Dita

@rumikasjourney






Related Posts

0 komentar